Hubungan Keakuratan Kode Diagnosis Cedera Dengan Klaim BPJS di RSUD Pandan Arang Boyolali Tahun 2021

ABSTRAK
SELVIA RIZKA RAHMAWATI
Hubungan Keakuratan Kode Diagnosis Cedera dengan Persetujuan Klaim BPJS di RSUD Pandan Arang Boyolali Tahun 2021
Prosedur verifikasi pada berkas klaim mengalami banyak hambatan yang terjadi salah satunya adalah penolakan berkas oleh verifikator. Penolakan ini terjadi karena tidak adanya pemeriksaan penunjang medis, resume yang tidak lengkap dan pengkodean yang kurang tepat sehingga mengakibatkan penolakan yang berujung pada tertundanya proses klaim BPJS. Berdasarkan survei awal ditemukan 8 kode diagnosis cedera akurat diterima BPJS, dan 2 kode diagnosis akurat ditolak BPJS di RSUD Pandan Arang Boyolali Tahun 2021. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan keakuratan kode cedera dengan persetujuan kliam BPJS di RSUD Pandan Arang Boyolali tahun 2021.
Jenis Penelitian ini adalah analitik dengan metode observasi dan wawancara serta menggunakan pendekatan cross sectional. Jumlah sampel yang digunakan adalah 214 dengan teknik sampling jenuh. Analisis data dalam penelitian ini yaitu analisis univariate dan analisis bivariate.
Hasil penelitian ini menunjukkan keakuratan kode 212 (99,07persen) dan ketidakakuratan kode 2 (0,93persen). Ketidakakuratan ditemukan karena pengkodean tidak sesuai dengan kaidah pengkodean ICD 10, berkas klaim yang disetujui 204 (95,33persen) dan berkas klaim yang ditolak 10 (4,67persen) penolakan klaim disebabkan karena berkas tidak lengkap dan kesalahan kode. Perhitungan uji statistik Chi-Square menggunakan SPSS nilai ρ 0.001 kurang lebih0,05 artinya ada hubungan antara keakuratan kode cedera dengan persetujuan klaim BPJS di RSUD Pandan Arang Boyolali tahun 2021.
Kesimpulan dalam penelitian ini menunjukkan ada hubungan antara keakuratan kode diagnosis cedera dengan persetujuan klaim BPJS di RSUD Pandan Arang Boyolali 2021. Saran dalam penelitian ini sebaiknya petugas coder untuk lebih diperhatikan dalam membaca seluruh informasi pasen agar memperoleh kode yang akurat, sehingga dapat mencapai 100persen, dan sebaiknya petugas rekam medis menghimbau pentingnya penulisan diagnosis yang jelas dan konsisten kepada para dokter.