EVALUASI KEAKURATAN KODE TINDAKAN SECTIO CAESAREA PADA DOKUMEN REKAM MEDIS PASIEN RAWAT INAP BERDASARKAN ICD-9-CM DI RUMAH SAKIT UNIVERSITAS SEBELAS MARET TAHUN 2021

YESIKA AYU WIDYANINGSIH
Evaluasi Keakuratan Kode Tindakan Sectio Caesarea Pada Dokumen Rekam Medis Rawat Inap Berdasarkan ICD-9-CM Di Rumah Sakit Universitas Sebelas Maret Tahun 2021

Rumah sakit Universitas Sebelas Maret merupakan rumah sakit umum dan rumah sakit pendidikan berdasarkan surat keputusan kepala dinas kesehatan kabupaten Sukoharjo Nomor 445/8426/VI/2016. Berdasarkan survei awal yang dilakukan di Rumah Sakit Universitas Sebelas maret pada dokumen rekam medis pasien rawat inap tindakan sectio caesarea tahun 2021 ketidakakuratan kode tindakan sectio caesarea sebesar 40% dan keakuratan sebesar 60%. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keakuratan kode tindakan sectio caesarea pada dokumen rekam medis pasien rawat inap berdasarkan ICD-9-CM di rumah sakit Universitas Sebelas Maret tahun 2021.
Metode dalam penelitian ini adalah penelitian non-eksperimental dilakukan dengan cara survei langsung kode tindakan sectio caesarea pada dokumen rekam medis pasien rawat inap, pengumpulan data menggunakan observasi dan wawancara. Populasi penelitian sebanyak 225 dokumen rekam medis pasien tindakan sectio caesarea dan diperoleh sampel dengan rumus sampel dengan rumus Slovin sebanyak 143 dokumen. Instrumen penelitian berupa ICD-9-CM, checklist, pedoman observasi dan pedoman wawancara. Pengolahan data dengan collecting, editing, coding, entry data, tabulasi dan penyajian data. Analisis dilaksanakan secara deskriptif.
Hasil penelitian terhadap keakuratan kode tindakan sectio caesarea pada dokumen rekam medis pasien rawat inap di rumah sakit Universitas Sebelas Maret tahun 2021 adalah persentase keakuratan sebesar 18,9% dan persentase ketidakuratan sebesar 80,4%, dan tidak ada batawan waktu dalam pemberian kode. Faktor yang mendukung kualitas kode tindakan adalah tenaga medis, tenaga rekam medis, dan lingkungan kerja.
Penulis menyarankan sebaiknya coder teliti dalam melakukan review tentang penggunaan modifier pada pengodean tindakan serta sebaiknya rumah sakit memberi peraturan tertulis mengenai batasan waktu dalam pengkodean agar kode yang dihasilkan lebih akurat.