ketepatan kode dianosis dan tindakan pada kasus katarak pasien rawat inap di rumah sakit umum mardi lestari sragen

ABSTRAK
SHAHITA FITRI HAPSARI
KETEPATAN KODE DIAGNOSIS DAN TINDAKAN PADA KASUS KATARAK PASIEN RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT UMUM MARDI LESTARI SRAGEN
Koding merupakan salah satu bagian di instalasi rekam medis yang berkaitan dengan pengkodean diagnosis. Penentu ketepatan kode diagnosis utama juga dipengaruhi oleh spesifikasi penulisan diagnosis utama, masing- masing pernyataan diagnosis harus mudah difahami agar dapat menggolongkan kondisi- kondisi yang ada kedalam kategori ICD 10 yang paling spesifik. Kualitas hasil pengkodean bergantung pada kelengkapan diagnosis, keterbacaan tulisan dokter, sera profesionalisme dokter dan petugas koding (WHO, 2010). Berdasarkan hasil studi pendahuluan sebanyak 10 dokumen rekam medis pasien rawat inap terdapat 40% kode yang tidak tepat. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui ketepatan kode diagnosis dan tindakan penyakit katarak pasien rawat inap di rumah sakit umum mardi lestari sragen.
Jenis penelitian ini adalah deskriptif, populasi dan sampel dalam penelitian ini sebanyak 93 dokumen rekam medis. Variabel penelitian ini adalah prosedur pencatatan kode diagnosis dan tindakan penyakit katarak pasien arwat inap, ketepatan dan ketidak tepatan kode diagnosis dan tindakan penyakit katarak pada pasien rawat inap, dan faktor- faktor yang mempengaruhi ketepatan dan ketidak tepatan kode diagnosis dan tindakan penyakit katarak.
Pemberian kode penyakit maupun tindakan di rumah sakit mardi lestari sragen sesuai SOP no 02/1135/12/ Rev-3/ 2017 dokumen yang sudah lengkap diserahkan ke petugas koding, apabila diagnosis atau tindakan sulit di mengerti segera menghubungi dokter yang merawat, petugas koding mengkode diagnosis dan tindakan sesuai ICD 10 dan ICD 9 CM. Hasil persentase ketidak tepatan kode diagnosis katarak sejumlah 40 (43%), dan hasil persentase ketidak tepatan sejumlah 10 (11%) . Faktor yang mempengaruhi ketidak tepatan kode diagnosis dan tindakan yaitu tenaga medis yaitu dokter belum menuliskan diagnosis dan tindakan pasien, dan tenaga rekam medis petugas koding kurang teliti dalam mengkode diagnosis dan tindakan pasien.
Penulis menyarankan sebaiknya petugas koding lebih teliti dalam membaca diagnosis dan mengkode diagnosis katarak jika petugas menemukan diagnosis dan tindakan yang belum lengkap sabaiknya menanyakan kepada dokter yang merawat pasien.