Tinjauan Terhadap Pelaksanaan Sistem Retensi Dokumen Rekam Medis Inaktif di RSUD dr. Soediran Mangun Sumarso Kabupaten Wonogiri.

ABSTRAK
WIDYA PUTRI ISNAINI
Tinjauan Pelaksanaan Sistem Retensi Dokumen Rekam Medis Inaktif di RSUD Dr. Soediran Mangun Sumarso Kabupaten Wonogiri
Berdasarkan studi pendahuluan di RSUD dr. Sodiran Mangun Sumarso Kabupaten Wonogiri Jumlah kunjungan di rumah sakit kurang lebih sekitar 116 perhari, dengan jumlah rekam medis aktif dari tahun 2015 sampai dengan akhir tahun 2021 berjumlah 544.149 dokumen rekam medis dan telah meretensi dokumen rekam medis inaktif dari tahun 2014-2016 yang belum sepenuhnya dapat terselesaikan hingga saat ini. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan sistem retensi dokumen rekam medis di RSUD dr. Soediran Mangun Sumarso Kabupaten Wonogiri.
Jenis penelitian ini deskriptif kualitatif dengan subjek yaitu kepala instalasi rekam medis dan koodinator petugas bagian filing dengan objek yaitu sistem pelaksanaan retensi dokumen rekam medis inaktif. Instrumen penelitian ini menggunakan pedoman wawancara dan pedoman observasi. Data yang telah dihasilkan akan diolah kembali dengan teknik pengumpulan data, editing, klasifikasi, dan penyajian data.
Hasil penelitian ini diketahui bahwa petugas yang melaksanakan retensi dokumen rekam medis yang berjumlah 3 (tiga) orang petugas yang berjenis kelamin laki-laki dengan status 1 (satu) orang CPNS dan 2 (dua) orang KONTRAK BULD yang semuaya telah memiliki latar belakang pendidikan DIII RMIK. Kebijakan utama pada pelaksanaan retensi telah tercantum dalam SPO yaitu Peraturan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah dr. Soediran Mangun Sumarso Kabupaten Wonogiri No 028/005/Tahun 2019 tentang Kebijakan Pelayanan Rumah Sakit. Pelaksanaan Retensi yang belum sesuai dengan PERMENKES No. 269/Menkes/PER/III/2008, serta Jadwal dilakukanya retensi dokumen rekam medis 2 (dua ) hari sekali dengan pergantian petugas.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah petugas yang melaksanakan retensi berjumlah 3 (orang) petugas yang berjenis kelamin laki-laki, kebijakan utama pelaksanaan retensi telah tercantum pada SPO dan jadwal pelaksanaan retensi yaitu 2 (dua) hari sekali dengan pergantian petugas Penulis menyarankan sebaiknya semua petugas melaksanakan retensi . sebaiknya terdapat alat yang memadai untuk dilakukanya retensi dokumen rekam medis dan tidak meletakkan dokumen rekam medis di lantai atau di sela-sela rak penyimpanan agar dokumen tidak rusak.