Tinjauan Waktu Penyediaan Dokumen Rekam Medis Rawat Inap Di RS PKU Muhammadiyah Selogiri

NURUL AINI KOMARIYAH
TINJAUAN WAKTU PENYEDIAAN DOKUMEN REKAM MEDIS RAWAT INAP DI RS PKU MUHAMMADIYAH SELOGIRI PADA TAHUN 2022
Berdasarkan survei awal didapatkan waktu penyediaan dokumen rekam medis rawat inap pada bulan maret 2022, dari 10 dokumen rekam medis yang diteliti ditemukan dokumen rekam medis yang ≥ 15 menit sebanyak 2 dokumen (20%) sedangkan yang ≤ 15 menit sebanyak 8 dokumen (80%). Tujuan penelitian ini untuk mengetahui waktu penyediaan dokumen rekam medis rawat inap di RS PKU Muhammadiyah Selogiri 2022.
Metode penelitian yang digunakan yaitu penelitian deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Subjek penelitian ini kepala instalasi rekam medis, petugas pendaftaran, dan petugas filing. Teknik pengumpulan data dengan cara observasi dan wawancara. Pengolahan data meliputi collecting, editing, klasifikasi, dan penyajian data serta analisis data secara deskriptif.
Hasil penelitian ini yaitu SPO penyediaan dokumen rekam medis rawat inap diatur dalam SPO tentang pendaftaran rawat inap. SPO pendaftaran rawat inap terdiri dari 10 prosedur hanya saja pada poin 2 tidak dilaksanakan saat petugas menunjukkan buku tarif/leaflet dikarenkan tidak tersedianya buku tarif. Ketepatan waktu penyediaan dokumen rekam medis rawat inap tersedia ≤ 15 menit sebanyak 69 dokumen (91%) sedangkan yang tersedia ≥ 15 menit 7 dokumen (9%). Faktor penghambat waktu penyediaan dokumen rekam medis rawat inap adalah man petugas yang masih baru. material tracer yang tidak memadai, machine ketika komputer dan printer error, method terdapat satu prosedur dalam SPO yang tidak dilaksanakan dan terdapat 2 sistem penjajaran yang digunakan
Penulis menyarankan dalam pelaksanaan SPO pada poin petugas menunjukkan buku tarif/leaflet sebaiknya diterapkan guna mempromosikan pelayanan rawat inap di RS dan pasien/keluarga pasien dapat mengetahui fasilitas yang akan diperoleh selama rawat inap sehingga pelaksanaan SPO dapat beerjalan secara keseluruhan. Sistem penjajaran diseragamkan menjadi TDF agar mempermudah petugas dalam mencari dokumen. Adanya pelatihan bagi petugas baru dan penambahan tracer agar jumlahnya memadai sehingga lebih mudah dalam melacak ketersediaan dokumen.