Hubungan Motivasi dengan Self Management diabetes melitus pada lansia dengan diabetes melitus di Wilayah Puskesmas Karanganyar

Latar belakang : Diabetes Melitus adalah suatu gangguan metabolisme glukosa yang mengakibatkan permasalahan pada kontrol glukosa sehingga kadar gula darah menjadi tinggi. Patofisiologi kerusakan sentral dari diabetes melitus tipe 2 adalah adanya resistensi insulin pada otot, liver dan kegagalan sel beta pankreas. Selain itu yang ikut berperan menimbulkan gangguan toleransi glukosa pada diabetes mellitus tipe 2 adalah jaringan lemak (peningkatan lipolysis), gastrointestinal (defisiensi incretin), sel alpha pancreas hiperglukogonemia), ginjal (peningkatan absorbsi glukosa) dan otak (resistensi insulin).
Tujuan: Mengetahui Hubungan motivasi dengan Self Manajement Diabetes Melitus pada lansia dengan diabetes melitus di Wilayah Puskesmas Karanganyar. Metode: Penelitian ini menggunakan jenis kuantitatif dengan desain cross-sectional. Jumlah populasi dalam penelitian ini adalah 110. Sample dari penelitian ini yaitu 52 orang yahg didapatkan dari rumus slovin. Sampling dari penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling. Instrumen yang digunakan adalah Kuisioner Self Management Diabetes Melitus (SMDM) dan Treatment Self Regulation Quisionary (TSRQ).
Hasil: Berdasarkan hasil analisa bivariat dari penelitian ini didapatkan data self management diabetes melitus (SMDM) dengan kategori sedang 41 (78,8%). Hasil dari data Treatment self regulation quisionary (TSRQ) paling banyak dengan kategori baik dengan hasil 33 (63,5%).
Kesimpulan : Hasil dari penelitian ini adalah tidak terdapat Hubungan motivasi dengan Self Manajement Diabetes Melitus pada lansia dengan diabetes melitus di Wilayah Puskesmas Karanganyar. Didapatkan Hasil Uji T-test nilai p-value 0.289.