Gambaran Stres Kerja, Motivasi Kerja, dan Kinerja Petugas Rekam Medis di Rumah Sakit Universitas Sebelas Maret

Berdasarkan studi pendahuluan, bahwa Rumah Sakit Universitas Sebelas Maret (UNS) memiliki jumlah kunjungan pasien rawat jalan perhari 350-600 pasien. Sedangkan rumah sakit belum menerapkan sistem Rekam Medis Elektronik (RME), berdampak pada pendaftaran pasien rawat jalan yang mengalami antrian pasien lebih panjang. Petugas mengaku merasa tidak mempunyai waktu istirahat yang cukup, dikarenakan banyaknya jumlah kunjungan pasien perhari tersebut. Petugas mengaku mengalami kelelahan kerja, cepat marah saat bekerja, dan sering merasakan sakit pinggang saat bekerja. Tuntutan tugas yang tinggi merupakan pemicu terjadinya stres kerja. Dengan tingkat stres kerja ini menimbulkan perasaan bosan pada pekerjaannya dan penurunan motivasi kerja yang dapat menyebabkan kinerja petugas rekam medis menjadi rendah. Oleh karena itu, tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran stres kerja, motivasi kerja, dan kinerja petugas rekam medis di Rumah Sakit Universitas Sebelas Maret (UNS). Penelitian ini termasuk jenis penelitian deskriptif dengan metode kuantitatif dan pendekatan Cross Sectional. Populasi dan sampel penelitian ini yaitu seluruh petugas rekam medis sebanyak 30 orang. Metode pengumpulan data berupa observasi, wawancara, dan penyebaran kuesioner. Pengolahan data dengan pengumpulan data, tabulasi, memasukkan data, perhitungan data, interpretasi data da n penyajian data. Analisis data secara analisis univariate. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa, tingkat stres kerja petugas rekam medis paling besar mengalami tingkat stres kerja sedang sebesar 77% (23 orang), tingkat motivasi kerja petugas rekam medis paling besar memiliki motivasi kerja tinggi sebesar 53% (16 orang), dan tingkat kinerja petugas rekam medis paling besar menunjukkan kinerja tinggi sebesar 73% (22 orang). Saran dari penulis, sebaiknya Rumah Sakit Universitas Sebelas Maret (UNS) segera menerapkan RME sesuai Peraturan Menteri Kesehatan No.24 tahun 2022 dan sebaiknya petugas pendaftaran pasien rawat jalan membuat jadwal tertulis untuk rotasi istirahat agar terjadwal dan petugas mempunyai waktu istirahat yang cukup.