TINJAUAN KEAKURATAN KODE DIAGNOSIS UTAMA PENYAKIT GASTROENTERITIS BERDASARKAN ICD-10 PADA DOKUMEN REKAM MEDIS RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT PANTI WALUYO SURAKARTA TAHUN 2022

Berdasarkan studi pendahuluan tingkat ketidakakuratan kode Gastroenteritis mecapai 70% dan keakuratan sebesar 30%. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keakuratan kode diagnosis utama Gastroenterits berdasarkan ICD-10 pada dokumen rekam medis rawat inap di Rumah Sakit Panti Waluyo Surakarta.
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif, dengan pendekatan retrospektive. Sampel dalam penelitian ini adalah 138 dokumen kasus Gastroenteritis dengan teknik sampling jenuh. Metode pengambilan data berupa observasi dan wawancara. Pengolahan data dengan collecting, editing, coding, tabulasi, klasifikasi dan penyajian data. Analisis dalam penelitian ini dilakukan secara deskriptif.
Hasil analisis prosedur pengkodean yang ada di Rumah Sakit Panti Waluyo Surakarta sudah sesuai dengan Standar Prosedur Operasional (SPO). Presentase ketidakakuratan kode diagnosis Gastroenteritis adalah 67% dan yang akurat adalah 33% dari 138 dokumen rekam medis pasien rawat inap yang diteliti. Ketidakakuratan tersebut diklasifikasikan berdasarkan salah pengkodean dengan presentase 98% dan kesalahan tidak dikode dengan presentase 2%. Faktor yang mempengaruhi ketidakakuratan kode diagnosis yaitu tenaga medis atau dokter dikarenakan dokter dalam menuliskan diagnosis kurang jelas dan tenaga rekam medis yaitu kurang teliti dalam bekerja sebagai coder dan kurang memahami dalam membaca lembar-lembar yang menunjang keakuratan kode diagnosis.
Kesimpulan yang diambil yaitu prosedur pengkodean di Rumah Sakit Panti Waluyo sudah sesuai dengan Standar Prosedur Operasional (SPO) yang digunakan. Jumlah presentase keakuratannya yaitu 33% dan yang tidak akurat 67%. Penulis menyarankan sebaiknya pihak rumah sakit melakukan sosialisasi terhadap tenaga medis (dokter) untuk mengisi berkas rekam medis secara jelas agar mudah dibaca dan dimengerti, serta petugas rekam medis agar lebih memahami dalam membaca keterangan yang tertera pada lembar penunjang agar dapat menghasilkan kode yang akurat.