SISTEM MONITORING KUALITAS AIR PADA WATER TREATMENT PLANT DI LINGKUNGAN PERTAMBANGAN BATUBARA BERBASIS IOT

Ketersediaan air bersih yang aman merupakan hal mendasar bagi kesehatan dan kesejahteraan manusia, namun isu yang berkembang sumber air alami semakin terkontaminasi oleh berbagai polutan terutama di area pertambangan. Sumber air di pertambangan berasal dari air hujan dan ditampung pada danau bekas aktivitas pertambangan, sehingga kondisi air cenderung keruh dan banyak mengandung zat-zat kimia berbahaya. World Health Organization (WHO) dan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 2 tahun 2023 menyatakan bahwa air bersih yang layak digunakan untuk MCK adalah air yang tidak keruh, tidak berwarna, suhu antara 15 - 35 °C, bebas dari bahan kimia atau dengan pH antara 6,5 - 9, dan Total Dissolved Solids (TDS) air tidak lebih dari 1000 ppm. Tujuan penelitian ini yakni menyediakan monitoring kualitas air pada Water Treatment Plant (WTP) di area pertambangan batubara berbasis Internet of Things (IoT). Produk IoT yang dibuat, yaitu sistem monitoring kualitas air, memiliki beberapa keunggulan utama. Sistem ini dapat memantau pH air, TDS air, suhu air, dan kekeruhan air, serta menampilkan data secara real-time di website monitoring. Pada website tersebut, data sensor ditampilkan dalam bentuk chart, memungkinkan pengguna untuk memantau perubahan data secara signifikan. Selain itu, terdapat fitur ekspor ke excel yang memudahkan para teknisi WTP dalam membuat laporan. Teknik pengujian alat dilakukan dengan menggunakan 15 sample air, hasilnya sensor pH memiliki tingkat akurasi sebesar 97.93%, sensor TDS memiliki tingkat akurasi sebesar 99%, sensor suhu memiliki tingkat akurasi sebesar 98.58%, dan sensor kekeruhan menunjukkan nilai yang sesuai dengan sampel air yang digunakan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sistem IoT yang dibuat efektif dalam memantau parameter penting seperti pH, TDS, suhu, dan kekeruhan air secara real-time, yang dapat meningkatkan efisiensi operasional di WTP dan membantu para teknisi dalam memonitoring WTP yang sebelumnya dilakukan secara manual.