Formulasi Sampo dan Uji Aktivitas Anti Jamur Ekstrak Kayu Secang (Caesalpinia sappan L.) Terhadap Jamur Aspergillus niger

Kulit kepala sangat rentan terhadap pertumbuhan jamur karena kondisi yang lembab. Salah satu jamur yang terdapat pada kulit kepala yaitu jamur Aspergillus niger. Untuk mengatasi permasalahan kulit kepala akibat jamur maka digunakan perawatan rambut yaitu sampo. Kayu secang dapat digunakan sebagai antijamur terhadap Aspergillus niger karena memiliki senyawa flavonoid, alkaloid, saponin, tanin dan terpenoid. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui ekstrak kayu secang (Caesalpinia sappan L.) dapat diformulasikan menjadi sediaan sampo yang sesuai dengan standar mutu fisik, serta konsentrasi terbaik sediaan sampo ekstrak kayu secang (Caesalpinia sappan L.) yang memiliki aktivitas anti jamur terhadap Aspergillus niger.
Metode penelitian ini merupakan eksperimental untuk mengetahui sediaan sampo memiliki aktivitas antijamur dan mencari konsentrasi ekstrak yang paling kuat pada sediaan terhadap jamur Aspergillus niger. Penelitian ini menggunakan K+ (sampo ketomed), K- (basis sampo tanpa penambahan ekstrak), F1 (20%), F2 (30%), dan F3 (40%). Dilakukan pengujian mutu fisik meliputi organoleptis, homogenitas, pH, tinggi busa, viskositas, uji hedonik, uji iritasi, dan aktivitas antijamur terhadap jamur Aspergillus niger dengan metode difusi. Pengolahan data dengan SPSS 26 pada uji aktivitas antijamur menggunakan metode one way anova.
Hasil penelitian menujukkan bahwa hasil uji mutu fisik dari sediaan sampo ekstrak kayu secang (Caesalpinia sappan L.) memenuhi persyaratan standar mutu fisik yang ditinjau dari uji organoleptis, uji homogenitas, uji Ph, uji tinggi busa, uji viskositas, uji hedonik, dan uji iritasi. Hasil sediaan sampo ekstrak kayu secang (Caesalpinia sappan L.) memiliki aktivitas antijamur terhadap Aspergillus niger dengan diameter zona hambat pada konsentrasi 20%, 30%, dan 40% secara berurutan yaitu 15,7mm, 15,8mm, dan 18,8mm. Hasil konsentrasi terbaik sediaan sampo ekstrak kayu secang (Caesalpinia sappan L.) terdapat pada konsentrasi 40% pada F3 yaitu dengan nilai zona hambat 18,8mm.