Peran Kepala Desa Sebagai Mediator Penyelesaian Sengketa Tanah di Desa Papringan Kecamatan Kaliwungu Kabupaten Semarang

Tujuan Penelitian ini adalah untuk 1) tanggungjawab sekretaris desa papringan dalam kasus sengketa tanah di Desa Papringan. 2) mengetahui hambatan sekretaris desa papringan dalam kasus sengketa tanah di Desa Papringan. Tempat penelitian di Kantor Desa Papringan, Kecamatan Kaliwungu Kabupaten Semaran. Jenis Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan ilmu hukum yuridis empiris. Jenis data yaitu data primer yang diperoleh dengan wawancara dan diskusi dengan pihak sekretaris desa, pihak yang bersengketa tanah, masyarakat desa guna memberikan keterangan yang terkait dengan penyelesaian kasus sengketa tanah melalui mediasi. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari literatur pustaka. Teknik pengumpulan data yang biasa digunakan studi literatur, wawancara (interview), dan dokumentasi. Teknik analisis data deskriptif kualitatif yang digunakan berupa model analisis interaktif didalam model ini terdapat 3 komponen yaitu redukasi data, sajian data dan penarikan kesimpulan dan verifikasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tanggungjawab yang dilaksanakan dengan komitmen yang tinggi dan komunikasi terbuka, keramahan dalam pelayanan sangat efektif meningkatkan kualitas penyelesaian kasus sengketa tanah dengan mediasi bagi masyarakat. Tanggungjawab dalam implementasi tugas dan fungsi sekertaris desa sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari komunikasi efektif sehingga dapat mewujudkan perangkat desa khususnya sekretaris desa yang profesional, terbuka dam akuntabel. Tanggung jawab yang maksimal oleh sekretaris desa dapat meningkatkan pelayanan, pembangunan dan pemberdayaan desa baik secara individu maupun masyarakat desa, sehingga pelaksanaan tugas dan fungsi sekretaris desa harus lebih terarah secara terencana, teratur guna mencapai tujuan yang diharapkan. Tanggungjawab Sekretaris Desa dapat dilaksanakan secara efisien dan efektif dan mampu menekan munculnya permasalahan dalam alternatif penyelesaian kasus sengketa tanah. Hambatan sekretaris desa Papringan dalam kasus sengketa tanah di Desa Papringan yaitu adanya faktor internal dan faktor eksternal. Hambatan faktor internal meliputi 1) adanya kendala dari pihak yang bersengketa seperti, ketidakhadiran para pihak untuk memenuhi undangan untuk melakukan mediasi, 2) tidak ada iktikad baik dari masing-masing pihak yang bersengketa 3) perbedaan kemampuan dan tingkat pendidikan di antara para pihak, 4) ketidak disiplinan, 5) ketidakjelasan batas tanah dan ketidakjelasan batas tanah, 6) pengadu sering kali tidak mengetahui persyaratan dan prosedur penyelesaian sengketa di Kantor Desa Papringan. Hambatan faktor eksternal meliputi 1) aturan yang dianggap memperlambat proses penyelesaian sengketa, 2) dari pihak ketiga baik yang berasal dari keluarga salah satu pihak yang bersengketa maupun pihak ketiga di luar para pihak yang bersengketa. Kesimpulan dari penelitian ini adalah tanggungjawab sekretaris desa Papringan dalam kasus sengketa tanah di Desa Papringan pelaksanaan implementasi terkait tugas dan fungsi sekretaris desa sudah cukup baik dan optimal