Tinjauan Keakuratan Kode Diagnosis Fraktur Clavicle dan External Cause di Rumah Sakit Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta Tahun 2023

ABSTRAK
BERLIANA DEICE DIAZMOKO
Tinjauan Keakuratan Kode Diagnosis Fraktur Clavicle dan External Cause di Rumah Sakit Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta Tahun 2023
Keakuratan kode diagnosis pada rekam medis diperlukan agar menghasilkan data yang berkualitas dan dapat dipertanggung jawabkan. Pengkodean yang tidak akurat akan berdampak pada pelayanan medis. Berdasarkan studi pendahuluan pada 10 dokumen rekam medis kasus fraktur clavicle dan external cause di Rumah Sakit Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta didapatkan persentase ketidakakuratan kode diagnosis fraktur clavicle sebesar 10% dan ketidakakuratan external cause sebesar 60%. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keakuratan kode diagnosis fraktur clavicle dan external cause.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan retrospektif. Sampel pada penelitian ini sebanyak 138 dokumen rekam medis diagnosis fraktur clavicle dan external cause yang diambil dari keseluruhan populasi atau sampling total. Instrumen penelitian ini berupa pedoman observasi, pedoman wawancara, check list, dan ICD-10. Pengolahan data dengan collecting, editing, coding, classification, tabulating dan penyajian data. Analisis dilakukan secara deskriptif.
Keakuratan kode diagnosis fraktur clavicle sebanyak 123 dokumen rekam medis akurat dengan persentase 89% dan ketidakakuratan sebanyak 15 dokumen rekam medis tidak akurat dengan persentase 11%. Keakuratan kode external cause sebanyak 103 dokumen rekam medis akurat dengan persentase 75% dan ketidakakuratan sebanyak 35 dokumen rekam medis tidak akurat dengan persentase 25%. Faktor-faktor yang mempengaruhi keakuratan dan ketidakakuratan kode diagnosis fraktur clavicle dan external cause disebabkan oleh tenaga medis (dokter), petugas, dan kelengkapan dokumen rekam medis.
Peneliti menyarankan sebaiknya rumah sakit merevisi SOP koding dengan menambahkan aturan pengkode external cause, sebaiknya kepala instalasi rekam medis melakukan analisis beban kerja dikarenakan petugas coder melakukan kegiatan diluar tupoksi, dan kepala instalasi rekam medis mengkoordinasikan pengisian formulir pasien dengan trauma secara lengkap.