AN ANALYSIS OF CODE MIXING IN JEROME POLIN YOUTUBE VIDEO GOES TO SCHOOL CONTENT

Bahasa adalah media utama yang digunakan untuk berkomunikasi antar individu, yang memungkinkan penyampaian pikiran, perasaan, dan ide secara efektif. Di era digital saat ini, platform media sosial seperti YouTube telah menjadi sarana penting untuk berbagi informasi dan berinteraksi dengan audiens global. Fenomena campur kode, yaitu penggunaan dua bahasa atau lebih dalam satu percakapan atau teks, semakin sering terjadi di platform ini.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis jenis dan fungsi campur kode dalam tuturan Jerome Polin. Penelitian ini menggunakan metodologi deskriptif kualitatif, di mana data dikumpulkan, dianalisis, dan kesimpulan ditarik. Sumber data diambil dari saluran YouTube Jerome Polin, Nihongo Mantappu, khususnya dari dua video: "Kaget! Di Kampus Ada Stadium!? Keliling Univ No.1 Taiwan (NTU)| Goes To School" dan "Akhirnya!! Wasedaboys Ke Cambridge University! Campus Tour Naik Kapal!? | World Trip 64." Analisis dilakukan berdasarkan kerangka analisis data Miles dan Huberman (1994). Peneliti menggunakan dua teori, yaitu teori Muysken (2000) untuk menganalisis jenis campur kode dan teori Marasigan (1983) untuk menganalisis fungsi campur kode.
Hasil penelitian menunjukkan tiga jenis campur kode: 69 data (93,24%) dari insertion, 1 data (1,35%) dari alternation, dan 4 data (5,41%) dari congruent lexicalization, di mana insertion merupakan jenis code mixing yang paling umum ditemukan. Penelitian ini mengidentifikasi lima fungsi campur kode: 16 data (21,62%) dari address specification, 1 data (1,35%) dari repetition, 1 data (1,35%) dari interjection, 37 data (50%) dari message qualification, dan 19 data (25,68%) dari facility of expression, di mana message qualification adalah fungsi campur kode yang paling umum ditemukan. Tidak ditemukan data untuk fungsi quotation, personalization, dan objectification.
Temuan menarik adalah penggunaan kata 'guys' secara berulang sebagai filler oleh Jerome Polin, di mana kata seperti 'guys' tidak dianggap sebagai data karena tidak mengalami perubahan atau adaptasi dalam penggunaannya, sehingga tidak memberikan kontribusi berarti dalam memahami proses campur kode. Penelitian ini memberikan kontribusi dalam memahami strategi komunikasi yang efektif dalam konteks lintas budaya dan linguistik. Selain itu, penelitian ini juga memberikan wawasan tentang strategi komunikasi yang efektif dalam pengaturan pendidikan multibahasa.