TINJAUAN KETEPATAN KODE DIAGNOSIS STROKE PADA REKAM MEDIS ELEKTRONIK DENGAN PERSETUJUAN KLAIM BPJS di RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PANDAN ARANG BOYOLALI

ABSTRAK

TINJAUAN KETEPATAN KODE DIAGNOSIS STROKE PADA REKAM MEDIS ELEKTRONIK DENGAN PERSETUJUAN KLAIM BPJS DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PANDAN ARANG BOYOLALI

Informasi penting yang ada dalam rekam medis yaitu diagnosis, di mana penetapan diagnosis merupakan tanggung jawab dokter sedangkan kodifikasi merupakan tanggung jawab pemberi kode. Penting untuk memastikan ketepatan kode diagnosis sesuai ICD-10, karena hal ini berpengaruh pada klaim BPJS di rumah sakit .Berdasarkan hasil penelitian masih ditemukan beberapa ketidaktepatan kode diagnosis dan kurang lengkapnya dokumen rekam medis, hasil awal tingkat ketidaktepatan kode diagnosis stroke sebanyak 2% dan ketepatan sebanyak 80% ,dengan klaim yang tidak disetujui sebanyak 2% dan klaim tidak disetujui sebanyak 80%. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ketepatan kode diagnosis stroke dengan persetujuan klaim BPJS.
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif deskriptif dengan pendekatan restroprectif , dengan sampel 170 kasus penyakit stroke dan klaim BPJS dengan teknik simple random sampling, instrument penelitian yang berupa ICD-10, cheklist, recorder, pedoman observasi,pedoman wawancara. Pengolahan data dengan collecting,editing,classification,tabulating dan penyajian data. Analisis ini dilakukan dengan deskriptif.
Hasil Penelitian ini terdapat Prosedur dalam pengkodean diagnosis sudah sesuai dengan SOP nomor dokumen 637/SPO/IX/2022. Ketepatan kode diagnosis penyakit stroke pada rekam medis elektronik pasien rawat inap di Rumah Sakit Umum Daerah Pandan Arang Boyolali adalah persentase ketepatan kode diagnosis penyakit stroke sebanyak 97% dan persentase ketidaktepatan 3% sedangkan pada persentase klaim yang disetujui sebanyak 96% dan klaim yang tidak disetujui sebesar 4%.Faktor yang mempengaruhi ketepatan dan ketidaktepatan kode yaitu kurang telitinya koder dalam memberikan kode diagnosis,penunjang yang tidak terlampir.
Kesimpulan terdapat ketidaktepatan kode diagnosis dan ditemukan beberapa berkas klaim yang belum disetujui. Saran dalam penelitian ini agar koder lebih teliti dalam membaca informasi pada lembar penunjang dan catatan perkembangan pasien terintergrasi (CPPT) untuk memperkuat penegakan diagnosis. Petugas casemix juga lebih teliti dalam penginputan kode dan melakukan crosschek ulang pada penunjang atau lembar lainnya. Kelengkapan dokumen rekam medis petugas terkadang mengalami kendala tidak adanya hasil penunjang petugas harus menghubungi dokter penanggung jawab.