Tinjauan Keakuratan Kodefikasi Diagnosis Pasien BPJS Rawat Inap Dengan Kasus Pending Klaim Di Rumah Sakit Panti Waluyo Surakarta

ABSTRAK

Dianita Putri Anisari

Tinjauan Keakuratan Kodefikasi Diagnosis Pasien BPJS Rawat Inap Dengan Kasus Pending Klaim di Rumah Sakit Panti Waluyo Surakarta
Berdasarkan survey pendahuluan penyebab pending klaim pada bulan Desember tahun 2023 berjumlah 35 didapatkan konfirmasi koding sebanyak 23 (66%), konfirmasi administrasi sebanyak 5 (14%), konfirmasi medis sebanyak 7 (20%). Dari penyebab pending klaim tersebut kasus paling tinggi terdapat pada konfirmasi koding. Tujuan penelitian ini untuk meninjau kekauratan kodefikasi diagnosis pasien BPJS rawat inap dengan kasus pending klaim di Rumah Sakit Panti Waluyo Surakarta.
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif, dengan pendekatan cross sectional. Dengan populasi 230 berkas dan sampel 112 berkas klaim dengan teknik sampel simple random sampling. Instrumen penelitian berupa pedoman observasi, pedoman wawancara, checklist, ICD-10. Pengolahan data dengan collecting, editing, coding, classification, tabulating, penyajian data. Analisis data menggunakan data univariate.
Hasil penelitian didapatkan penyebab pending klaim sebanyak 479 karena konfirmasi administrasi 11%, konfirmasi koding 48%, konfirmasi medis 41% dan yang paling tinggi dengan kasus konfirmasi koding. Kode diagnosis pasien BPJS rawat inap adalah keakuratan sebesar 112 dokumen sebanyak 76% dan tidak akurat sebanyak 24%. Ketidakakuratan diklasifikasikan menjadi 3 yaitu salah kode sebesar 10 dengan 37% dan kesalahan karakter keempat sebesar 11 dokumen sebanyak 41% dan tidak dikode sebesar 6 dokumen dengan 22%. Faktor yang mempengaruhi keakuratan dan ketidakakuratan kode yaitu dokter, koder, tenaga Kesehatan lainnya.
Kesimpulan yang diambil yaitu prosedur pengkodean di Rumah Sakit Panti Waluyo sudah sesuai dengan Standar Prosedur Operasional (SPO) yang digunakan. Penyebab pending klaim di rumah sakit Panti Waluyo Surakarta terjadi sebanyak 479 dari total 5.504 berkas yang diajukan kepada BPJS. Jumlah persentase keakuratannya yaitu 76% dan yang tidak akurat 24%. Penulis menyarankan sebaiknya diadakan pelatihan rutin bagi staf medis terakit prosedur pengkodean diagnosis yang benar, serta untuk mengurangi pending klaim, rumah sakit memperkuat sistem verifikasi internal sebelum klaim diajukan untuk memastikan semua informasi yang diperlukan telah lengkap dan benar.