TINJAUAN KETEPATAN KODE DIAGNOSA KASUS FRAKTUR PADA PASIEN RAWAT INAP BERDASARKAN ICD-10 DI RUMAH SAKIT UNIVERSITAS SEBELAS MARET SUKOHARJO

ABSTRAK
SABRINA SHAFA KIRANA PUTRI

Tinjauan Ketepatan Kode Diagnosis kasus Fraktur Pada Pasien Rawat Inap
Berdasarkan ICD-10 di Rumah Sakit Universitas Sebelas Maret Sukaharjo Tahun
2023
Fraktur adalah hilangnya integritas tulang, penyebab faktur yang paling umum
adalah kecelakaan seperti kecelakaan kerja, atau kecelakaan lalu lintas. Namun
fraktur juga dapat terjadi akibat faktor lain seperti proses degeneratif dan kondisi
patologis. Salah satu kode yang perlu diperhatikan adalah kode diagnosis kasus
fraktur. Kode Diagnosis Rekam medis harus tepat, karena jika tidak tepat akan
mempengaruhi manajemen data Klinis, penagihan kembali biaya, beserta hal- hal
yang berkaitan dengan asuhan dan Pelayanan kesehatan. Berdasarkan survei
pendahuluan didapatkan 60% dokumen tepat dan 40 % dokumen tidak tepat.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui ketepatan kode diagnosis Kasus Fraktur
pada pasien rawat inap.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan retrospektif.
Populasi pada penelitian ini 246 dengan sampel 71 menggunakan rumus slovin
dengan teknik simple random sampling. Instrumen penelitian berupa pedoman
wawancara, pedoman observasi, check list, ICD-10. Pengolahan data berupu
editing, coding cleaning, Tabulasi, klasifikasi dan penyajian data.
Pengkodean secara umum sudah sesuai dengan standart prosedur operasional
yang berlaku di rumah sakit yaitu SPO No. 39/RM.Yan/2018 pemberian kode
diagnosis (ICD-10) dan tindakan (ICD-9CM) dijadikan menjadi satu. Persentase
ketepatan dan ketidaktepatan kode diagnosis kasus fraktur dari 71 dokumen
terdapat 28 dokumen tidak tepat dengan persentase sebesar 39% dan 43 dokumen
tepat dengan persentase sebesar 61%. Ketidaktepatan kode tersebut dipengaruhi
oleh dua faktor yaitu faktor tenaga medis adalah tulisan dokter sulit dibaca.
Faktor dari tenaga Rekam medis adalah petugas coder kurang teliti dalam
membaca lembar-lembar yang berisi keterangan tambahan yang menunjang
ketepatan kode.
Sebaiknya pihak rumah sakit melalui komite medik melakukan sosialisasi
terhadap tenaga medis (dokter) untuk mengisi berkas rekam medis secara jelas
agar mudah dibaca dan dimengerti sehingga menghasilkan kode yang tepat.
Pemberian kode di Rumah Sakit UNS Sukoharjo sudah baik, namun alangkah
baiknya coder dapat diteliti, dalam membaca keterangan yang tertera pada
lembar-lembar penunjang agar dapat menentukan kode yang lebih spesifik
sehingga menghasilkan kode yang tepat.