TINJAUAN AKURASI PENGKODEAN DIAGNOSIS DAN PROSEDUR TERHADAP VERIFIKASI KLAIM JAMINAN KESEHATAN NASIONAL (JKN) DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI

Tinjauan Akurasi Pengkodean Diagnosis dan Prosedur terhadap Verifikasi Klaim Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) di RSUD Pandan Arang Boyolali
Rumah Sakit Umum Daerah Pandan Arang Boyolali adalah rumah sakit milik pemerintah Boyolali yang beroperasi pada tangga 10 Oktober 1961. Keakuratan kode diagnosis dan prosedur didasarkan pada ketepatan kode berdasarkan ICD-10 dan ICD-9CM tahun 2010 dan Berita Acara Kesepakatan dengan pihak BPJS Kesehatan. Berdasarkan hasil studi pendahuluan ditemukan sebanyak 40 berkas klaim yang mengalami pending karena kesalahan koding dari total berkas klaim yang mengalami pending sebanyak 87 berkas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Akurasi Pengkodean Diagnosis dan Prosedur terhadap Verifikasi Klaim Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) di RSUD Pandan Arang Boyolali.
Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan retrospektif dan bersifat deskriptif. Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 100 berkas klaim pada bulan Januari-Maret tahun 2023 dengan teknik simple random sampling.
Hasil penelitian ini menunjukkan keakuratan kode diagnosis sebanyak 82 berkas klaim (82%) dan kode diagnosis tidak akurat sebanyak 18 berkas klaim (18%). Kode prosedur yang akurat sebanyak 99 berkas klaim (99%) dan kode prosedur tidak akurat sebanyak 1 berkas klaim (1%). Dampak dari keakuratan kode ini adalah tertundanya klaim pembiayaan sebanyak Rp. 286.930.600 karena mengalami pending pada proses verifikasinya. Faktor yang berkaitan dengan ketidakuratan kode diagnosis dan prosedur adalah faktor kebijakan, Sumber Daya Manusia (SDM) dan sarana prasarana.
Kesimpulan dalam penelitian ini adalah ketidakakuratan kode diagnosis dan prosedur berdampak pada klaim pembiayaan yang mengalami pending pada proses verifikasinya. Saran dalam penelitian ini sebaiknya pembuatan SOP pengkodean di Instalasi Penjaminan segera diselesaikan agar koder dapat terikat dengan aturan yang berlaku, sebaiknya petugas koder lebih teliti lagi dalam melakukan pengkodean agar memperoleh kode yang akurat serta melakukan pelatihan terkait koding pada koder, dan sebaiknya dokter mengisikan informasi medis pasien dengan konsisten agar data rekam medis pasien berkesinambungan dan tidak terjadi inkonsistensi data.