pengaruh ketepatan kodefikasi penyakit terhadap validasi laporan morbiditas rawat jalan di RSU Astrini Wonogiri tahun 2023

Menurut WHO tahun 2004 pengkodean harus lengkap dan akurat sesuai arahan ICD 10. Keakuratan kode dipengaruhi oleh penetapan atau penentuan diagnosis pasien. Berdasarkan hasil survey awal di RSU Astrini Wonogiri dari 10 dokumen rekam medis yang diteliti didapati 5 dokumen rekam medis tidak tepat dengan persentase 5% dan laporan morbiditas tidak valid sebanyak 5 dengan persentase 5%.
Penelitian ini merupakan penelitian metode penelitian analitik dengan pendekatan cross sectional. Sampel 100 dokumen rekam medis pasien rawat jalan
Intstrumen penelitian berupa ICD-10, pedoman observasi dan wawancara. Pengolahan data dengan collecting, editing, coding, classification, tabulating, dan penyajian data. Analisis dilakukan secara univariate dan bivariate dengan uji chi square atau chi kuadrat.
Ketidak tepatan kodefikasi penyakit rawat jalan sebesar 19% dengan dokumen sebanyak 19, ketidaktepatan terbanyak disebabkan oleh kode diagnosa tidak tercantum pada rekam medis pasien. ketidakvalidan laporan morbiditas rawat jalan sejumlah 25 dengan persentase sebesar 25%, ketidaktepatan terbanyak disebabkan karena kode diagnosa yang sudah dituliskan coder tidak tercantum pada laporan morbiditas rawat jalan sebanyak 15 dengan persentase sebesar 60%. Berdasarkan uji statistic menggunakan SPSS versi 29 didapati nilai exact sign sebesar 0,001.
Dari penelitian yang dilakukan oleh peneliti dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan ketepatan kodefikasi penyakit dengan validasi laporan morbiditas rawat jalan karena hasil exact sign mempunyai nilai kurang dari 0,05. Maka dari itu, penulis menyarakan sebaiknya dilakukan sosialisasi kepada DPJP terkait pentingnya kejelasan penullisan diagnosa dan kelengkapan penulisan anamnesa pada dokumen rekam medis, sebaiknya coder lebih teliti dalam penentuan kode diagnosa, dan sebaiknya dibuat SOP untuk kegiatan validasi atau pengecekan ulang kode diagnosa.