EFISIENSI PENGGUNAAN TEMPAT TIDUR PER BANGSAL BERDASARKAN GRAFIK BARBER JOHNSON DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA PER TRIWULAN TAHUN 2024

ABSTRAK
BETY KATARINA DEWI

Fisiensi Penggunaan Tempat Tidur Per Bangsal Berdasarkan Grafik Barber
Johnson di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta Per Triwulan
Tahun 2024

Penggunaan tempat tidur secara efisien merupakan indikator penting dalam menunjang mutu pelayanan rumah sakit. Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta memiliki 20 bangsal rawat inap dengan rata-rata 340 tempat tidur. Berdasarkan data rawat inap tahun 2024, terjadi variasi yang cukup besar dalam pemanfaatan tempat tidur antar bangsal. Berdasarkan hasil studi pendahuluan Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta belum menggunakan grafik Barber Johnson secara optimal untuk menilai efisiensi penggunaan tempat tidur. Meskipun indikator rawat inap telah dihitung, hasilnya belum disajikan secara visual untuk memudahkan evaluasi dan pengambilan keputusan. Penelitian ini bertujuan menganalisis efisiensi penggunaan tempat tidur per bangsal berdasarkan grafik Barber Johnson per triwulan tahun 2024.
Jenis penelitian ini adalah kuantitatif deskriptif dengan pendekatan retrospektif. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui dokumentasi sensus harian rawat inap dan wawancara dengan kepala instalasi rekam medis. Sampel yang digunakan adalah total populasi pasien rawat inap sebanyak 31.019 pasien. Data dianalisis menggunakan rumus BOR, ALOS, TOI, dan BTO, lalu divisualisasikan dalam grafik Barber Johnson menggunakan bantuan Microsoft Excel.
Hasil menunjukkan bahwa sebagian besar bangsal belum mencapai efisiensi ideal. Nilai BOR di beberapa bangsal terlalu tinggi (lebih dari85persen) seperti Mina A dan Umar Bin Khattab B, sementara lainnya terlalu rendah (kurang dari60persen) seperti An Nisa B. TOI di sejumlah bangsal juga berada di luar batas efisien. ALOS umumnya ideal, dan BTO tinggi, tetapi ketidakseimbangan antar indikator menyebabkan titik potong grafik Barber Johnson di luar area efisiensi.
Kesimpulan menyatakan bahwa efisiensi tempat tidur belum optimal dan bervariasi antar bangsal. Rumah sakit disarankan menerapkan grafik Barber Johnson secara berkala setiap triwulan sebagai alat pemantauan visual serta meningkatkan koordinasi dalam distribusi pasien.