Sistem Peminjaman Alat Laboratorium Berbasis RFID Dan IoT di Fakultas Kedokteran Gigi UMS

Perkembangan teknologi informasi telah memberikan dampak signifikan dalam mendukung efisiensi administrasi di berbagai bidang, termasuk dalam pengelolaan laboratorium pendidikan. Salah satu tantangan utama yang dihadapi institusi pendidikan, khususnya di laboratorium Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Muhammadiyah Surakarta, adalah sistem pencatatan peminjaman alat yang masih dilakukan secara manual. Proses ini tidak hanya rentan terhadap kesalahan pencatatan, keterlambatan pembaruan data, dan kehilangan aset, tetapi juga menyulitkan proses pelacakan alat secara real-time. Dengan demikian, diperlukan sebuah sistem otomatis yang dapat mendukung manajemen inventaris laboratorium secara lebih efisien dan terintegrasi.

Penelitian ini bertujuan untuk merancang dan mengimplementasikan sistem peminjaman alat laboratorium berbasis teknologi Radio Frequency Identification (RFID) yang dikombinasikan dengan Internet of Things (IoT). Metode pengembangan yang digunakan adalah prototyping, dengan komponen utama meliputi RFID Reader, RFID Tag, RFID Card, dan mikrokontroler ESP8266. Semua komponen ini terhubung ke server lokal berbasis web melalui koneksi WiFi, sehingga proses identifikasi pengguna dan alat dapat dilakukan secara otomatis. Sistem ini dilengkapi dengan fitur dashboard untuk admin, pencatatan otomatis peminjaman dan pengembalian, serta penyimpanan data secara digital. Fitur-fitur tersebut dirancang agar mudah digunakan oleh petugas laboratorium maupun mahasiswa peminjam alat.

Hasil pengujian menunjukkan bahwa sistem mampu membaca UID RFID dengan tingkat akurasi mencapai 100 persen pada jarak optimal hingga 3 cm. Data transaksi secara otomatis tercatat di dalam database dan status alat dapat diperbarui secara real-time. Selain itu, sistem dinilai cukup responsif dan mudah dioperasikan oleh pengguna. Kesimpulannya, sistem ini mampu meningkatkan efisiensi, akurasi, dan transparansi dalam proses administrasi peminjaman alat laboratorium. Namun demikian, pengembangan lebih lanjut masih diperlukan, seperti penambahan fitur notifikasi otomatis melalui email atau WhatsApp, integrasi dengan aplikasi mobile, dan pengelolaan laboratorium untuk memperluas cakupan penggunaannya di lingkungan akademik.