Gambaran Average Length Of Stay (ALOS) Pasien Rawat Inap Pada Kasus Sectio Caesarea di Rumah Sakit Panti Waluyo Yakkum Surakarta Tahun 2024

MIRATNA SETYO PANGHESTHI
Gambaran Average Length Of Stay (ALOS) Pasien Rawat Inap Pada Kasus
Sectio Caesarea Di Rumah Sakit Panti Waluyo Yakkum Surakarta Tahun 2024
Average Length Of Stay menunjukan tingkat efisien dan tingkat gambaran
mutu pelayanan di rumah sakit. Tindakan sectio caesarea yang terus meningkat
menjadi salah satu penyebab utama rawat inap di ruang obstetri dan berpotensi
memengaruhi nilai Average Length Of Stay secara signifikan. Jumlah kasus sectio
caesarea di Rumah Sakit Panti Waluyo Yakkum Surakarta meningkat dari 315
kasus pada 2022 menjadi 444 kasus pada 2023, dan menurun menjadi 374 kasus
pada 2024. Hasil observasi menunjukkan bahwa lama rawat inap pasien sectio
caesarea bervariasi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran
Average Length Of Stay pasien rawat inap pada kasus sectio caesarea berdasarkan
usia ibu, paritas ibu, jenis pembiayaan, diagnosis utama, dan adanya penyakit
penyerta (komorbid).
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan cross
sectional dengan teknik total sampling. Data dikumpulkan melalui observasi dan
wawancara kepada dokter obgyn yang menangani kasus sectio caesarea, serta
dianalisis secara deskriptif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai Average Length Of Stay pasien
rawat inap pada kasus sectio caesarea berdasarkan umur ibu, paritas ibu dan
penyakit penyerta yaitu 2 hari. Sedangkan Average Length Of Stay pasien rawat
inap pada kasus sectio caesarea berdasarkan cara bayar dan diagnosa utama yaitu 2
sampai 3 hari.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah Average Length of Stay pasien rawat
inap pada kasus sectio caesarea berdasarkan umur ibu, paritas ibu, cara bayar,
diagnosa utama dan penyakit penyerta (komorbid) belum sesuai dengan standar
ideal yang di tetapkan oleh DEPKES yaitu 6 sampai 9 hari. Pihak rumah sakit
sebaiknya tetap mengevaluasi kesesuaian dengan standar ideal menurut DEPKES
guna memastikan tidak ada aspek perawatan yang terlewat, terutama bagi pasien
dengan komplikasi atau penyakit penyerta.