Tinjauan Keakuratan Kode Diagnosis Cerebrovascular Accident di RSUD Pandan Arang Boyolali Tahun 2024

Tinjauan Keakuratan Kode Diagnosis Cerebrovascular Accident di RSUD Pandan Arang Boyolali Tahun 2024
Kode diagnosis pasien yang tidak dikode dengan akurat dapat menghasilkan informasi dengan tingkat validasi data yang rendah. Oleh karena itu, pengkodean diagnosis yang tepat sangat penting untuk mengasilkan data yang akurat dan berkualitas. Berdasarkan survei awal di RSUD Pandan Arang Boyolali pada rekam medis pasien rawat inap diagnosis cerebrovascular accident tahun 2024 tingkat keakuratan kode diagnosis sebesar 50persen dan ketidakakuratan kode diagnosis sebesar 50persen. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keakuratan kode diagnosis cerebrovascular accident di RSUD Pandan Arang Boyolali tahun 2024.
Metode penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan retrospective. Sampel yang digunakan sebanyak 88 rekam medis pasien rawat inap dengan teknik pengambilan sampel random sampling serta pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara dan studi dokumentasi. Instrumen penelitian berupa ICD-10, checklist, pedoman wawancara dan pedoman observasi. Pengolahan data dengan collecting, editing, coding dan tabulasi. Analisis data disajikan secara deskriptif, tabel dan diagram.
Hasil penelitian ditemukan bahwa prosedur pengkodean telah sesuai dengan prosedur yang berlaku di rumah sakit. Keakuratan kode diagnosis cerebrovascular accident menunjukkan 63 rekam medis (71,60persen) akurat dan 25 rekam medis (28,40persen) tidak akurat. Faktor yang mempengaruhi ketidakakuratan kode diagnosis yaitu keterlambatan keluarnya hasil pemeriksaan penunjang, kurangnya SDM coder, kesalahan pemberian kode diagnosis oleh coder dan ketidaklengkapan informasi medis.
Kesimpulan pada penelitian ini adalah masih ditemukannya ketidakakuratan kode diagnosis karena kesalahan pemberian kode oleh petugas. Peneliti menyarankan sebaiknya dilakukan pembaruan prosedur pengkodean yang RME, coder lebih teliti dalam melihat informasi pemeriksaan penunjang CT scan dan mengadakan lagi pelatihan coding untuk meningkatkan keterampilan dalam pemberian kode diagnosis.