Manajemen Risiko Pada Petugas Rekam Medis di Rumah Sakit Indriati Boyolali

Petugas rekam medis di Rumah Sakit Indriati Boyolali mengeluhkan adanya risiko yang menyebabkan batuk, bersin, alergi, rasa tidak nyaman, konsentrasi terganggu, kelelahan kerja, mata lelah, badan mudah pegal-pegal, posisi duduk tidak nyaman, emosi tidak stabil, dan panik saat bekerja. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui manajemen risiko pada petugas rekam medis di Rumah Sakit Indriati Boyolali, serta mengetahui kebijakan pengelolaan, faktor risiko, dan upaya pengendalian atau evaluasi yang secara spesifik.
Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif dengan pendekatan cross sectional. Teknik pengumpulan data meliputi observasi dan wawancara yang kemudian di analisis menggunakan analisis deskriptif untuk menggambarkan pelaksanaan penerapan manajemen risiko pada petugas rekam medis di Rumah Sakit Indriati Boyolali.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat berbagai faktor risiko yang dialami oleh petugas rekam medis, meliputi risiko fisik seperti tersayat, paparan radiasi komputer, debu, pencahayaan yang kurang optimal, dan kebisingan; risiko ergonomi berupa nyeri sendi dan punggung akibat posisi kerja yang tidak ergonomis; serta risiko psikososial seperti stres kerja, emosi tidak stabil, dan panik.
Rumah Sakit Indriati Boyolali telah menerapkan kebijakan pengelolaan manajemen risiko berdasarkan Pedoman Manajemen Risiko Tahun 2022 (SK: 089/PER/RSIB/2022) melalui proses identifikasi, analisis, pengendalian dan evaluasi, namun belum memiliki SOP khusus terkait manajemen risiko pada petugas rekam medis. Berdasarkan hasil penelitian rumah sakit perlu melakukan penyusunan SOP khusus terkait manajemen risiko pada petugas rekam medis, meningkatkan kesadaran terkait manajemen risiko pada petugas rekam medis, adanya perbaikan lingkungan kerja untuk meminimalisir terjadinya risiko padapetugas rekam medis.