HUBUNGAN KELENGKAPAN PENULISAN PENYEBAB KEMATIAN PADA SERTIFIKAT MEDIS PENYEBAB KEMATIAN (SMPK) DENGAN KETEPATAN KODE PENYEBAB KEMATIAN DI RSUD DR SOEHADI PRIJONEGORO SRAGEN 2024

SOFIA AYUNI EKAPUTRI
Hubungan Kelengkapan Penulisan Penyebab Kematian Pada Sertifikat Medis Penyebab Kematian (SMPK) Dengan Ketepatan Kode Penyebab Kematian Di RSUD dr. Soehadi Prijonegoro Sragen 2024

RSUD dr. Soehadi Prijonegoro Sragen merupakan salah satu Rumah Sakit Umum Daerah kelas B pendidikan milik Pemerintah Daerah Kabupaten Sragen, Jawa Tengah. Berdasarkan survey pendahuluan tingkat ketidaklengkapan penulisan penyebab kematian sebesar 10% dan tingkat ketidaktepatan kode penyebab kematian sebesar 30 persen. Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan antara kelengkapan penulisan penyebab kematian pasa sertifikat medis penyebab kematian (SMPK) dengan ketepatan kode penyebab kematian.
Rancangan penelitian analitik dengan pendekatan Cross Sectional. Variabel penelitian kelengkapan penulisan penyebab kematian dan ketepatan kode penyebab kematian. Sampel 92 SMPK dengan teknik simple random sampling. Instrumen penelitian berupa pedoman observasi, lembar checklist, pedoman wawancara, ICD 10, tabel MMDS, alat tulis dan alat hitung. Pengolahan data dengan collecting, editing, coding, klasifikasi, tabulasi data dan penyajian data. Analisis data dilakukan secara univariat dan bivariat, dengan menggunakan uji Fisher Exact Test melalui perhitungan manual dan SPSS versi 27.0.
Persentase kelengkapan penulisan penyebab kematian sebesar 79 persen lengkap dan 21persen tidak lengkap sedangkan persentase ketepatan kode penyebab kematian sebesar 75persen tepat dan 25persen tidak tepat. Hasil uji Fisher Exact Test diperoleh p lebih besar dari tingkat signifikansi (0,094 lebih besar dari 0,05) pada perhitungan manual dan nilai p lebih besar dari tingkat signifikansi (0,234 lebih besar dari 0,05) pada SPSS. Artinya tidak ada hubungan antara kelengkapan penulisan penyebab kematian dengan ketepatan kode penyebab kematian.
Kesimpulan pada penelitian ini adalah ketidaklengkapan dan ketidaktepatan kode penyebab kematian disebabkan karena tidak ada nya SOP, kurangnya pemahaman koder mengenai pengkodean kematian dengan MMDS serta kurangnya pemahaman dokter mengenai aturan mortalitas dalam penulisan penyebab kematian di SMPK. Penulis menyarankan sebaiknya dapat memberlakukan SOP terkait pengisian penyebab kematian dan pengkodean penyebab dasar kematian menggunakan MMDS dan melakukan sosialisasi kepada Dokter terkait pengisian penyebab kematian yang lengkap sesuai dengan aturan mortalitas.