Evaluasi Penggunaan dan Outcome Terapi Obat Antinyeri Pada Pasien Diabetik Neuropati di RS PKU Muhammadiyah Surakarta

Diabetik neuropati merupakan nyeri neuropati yang sering dijumpai pada penderita diabetes akibat kerusakan sistem saraf pusat maupun perifer. Nyeri neuropatik menjadi salah satu tanda yang paling sering dan menggangu pasien dengan neuropati perifer diabetik karena 16persen hingga 26persen pasien merasakan keluhan nyeri. Rasa sakit nyeri neuropatik dapat berdampak pada aktivitas sehari-hari, kemampuan merawat diri, pekerjaan dan kualitas tidur (Rivani et al., 2024). Penelitian ini bertujuan menganalisis pola penggunaan terapi obat antinyeri pada pasien diabetik neuropati dan mengevaluasi efektivitas terapi obat antinyeri dalam mengurangi tingkat nyeri pasien diabetik neuropati. Penelitian ini menggunakan desain observasional retrospektif dengan pengambilan data dari rekam medis periode Januari–Desember 2024. Data yang dikumpulkan mencakup karakteristik pasien, jenis dan dosis obat antinyeri, serta outcome klinis berdasarkan perbaikan nyeri. Analisis dilakukan secara deskriptif dan menggunakan uji Chi-Square. Penelitian ini mendapatkan sampel yaitu 72 sampel serta harus memenuhi kriteria inklusi.
Evaluasi penggunaan dan outcome terapi obat antinyeri pada pasien diabetik neuropati di RS PKU Muhammadiyah Surakarta mendapatkan hasil efektivitas terapi dinilai berdasarkan outcome pasien setelah menerima pengobatan. Sebagian besar pasien menunjukkan perbaikan kondisi nyeri, dengan obat Gabapentin menunjukkan efektivitas lebih tinggi dalam menurunkan nyeri neuropatik. Hasil analisis uji Chi-Square terhadap hubungan antara jenis kombinasi obat antinyeri dan tingkat nyeri pasien setelah terapi, diperoleh nilai Chi-Square dengan nilai signifikansi sebesar 0,005. Karena nilai signifikansi kurangdari0,05, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan secara statistik antara jenis obat yang diberikan dengan tingkat nyeri pasien setelah menjalani terapi.