HUBUNGAN KETEPATAN KODE DIAGNOSIS DIABETES MELLITUS DENGAN PERSETUJUAN KLAIM BPJS PADA PASIEN RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT PANTI WALUYO TAHUN 2024

ABSTRAK
ALMAZANI SETYA MADITA
HUBUNGAN KETEPATAN KODE DIAGNOSIS DIABETES MELLITUS DENGAN PERSETUJUAN KLAIM BPJS PADA PASIEN RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT PANTI WALUYO TAHUN 2024
Proses verifikasi berkas klaim mengalami banyak hambatan yang terjadi salah satunya adalah penolakan berkas dari verifikator. Penolakan ini terjadi karena tidak lengkapnya berkas klaim, kesalahan administrasi,dan kesalahan dalam pengkodean yang mengakibatkan penolakan berkas klaim yang berujung tertundanya proses klaim BPJS. Berdasarkan survei awal di Rumah Sakit Panti Waluyo ditemukan 4 kode diagnosis Diabetes Mellitus tepat dan disetujui klaim BPJS, 2 kode diagnosis Diabetes mellitus tidak tepat dan tidak disetujui klaim BPJS. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan ketepatan kode diagnosis Diabetes Mellitus dengan persetujuan klaim BPJS pada pasien rawat inap di Rumah Sakit Panti Waluyo tahun 2024.
Jenis penelitian ini adalah analitik dengan pendekatan cross sectional. Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 78 rekam medis elektronik kasus Diabetes Mellitus dengan Teknik pengambilan sampel acak menggunakan Excel. Instrument penelitian menggunakan pedoman observasi, pedoman wawancara, ICD-10, check list, dan SPSS. Analisis data menggunakan analisis univariat dan bivariat.
Hasil penelitian menunjukan ketepatan kode sebanyak 72 (92,3persen) kasus dan ketidaktepatan kode sebanyak 6 (7,7persen). Berkas klaim yang disetujui sebanyak 45 (57,7persen) berkas dan berkas klaim yang tidak disetujui sebanyak 33 (42,3persen) berkas. Hasil uji fisher s exact didapatkan nilai p lebih kecil dari 0,004 sehingga nilai p lebih kecil dari 0,05 dan nilai ood ratio 11,012 yang artinya Ho ditolak Ha diterima.
Kesimpulan dalam penelitian ini menunjukan ada hubungan antara ketepatan kode diagnosis DM dengan persetujuan klaim BPJS di Rumah Sakit Panti Waluyo tahun 2024. Saran dalam penelitian ini sebaiknya petugas koding lebih banyak mengikuti pelatihan koding untuk meminimalkan kesalahan kode yang juga berdampak pada pembiayaan kesehatan, lalu pihak rumah sakit meningkatkan kinerja dengan pelatihan, pengawasan dan evaluasi secara berkala dalam melengkapi berkas persyaratan pengajuan klaim BPJS.

Kata kunci : Diabetes Mellitus, ketepatan, klaim, kode diagnosis.
Kepustakaan : 21 (2013-2024)