Prediksi Indikator Gawat Darurat Dengan Metode Least Square di Rumah Sakit Nirmala Suri Sukoharjo Tahun 2025-2029

SHALSABILA PUTRI YUWANA
Prediksi Indikator Gawat Darurat Dengan Metode Least SquareDi Rumah Sakit Nirmala Suri Sukoharjo Tahun 2025-2029

Rumah Sakit Nirmala Suri Sukoharjo merupakan rumah sakit tipe C. Berdasarkan latar belakang penelitian data indikator gawat darurat tahun 2020-2024 mengalami peningkatan dan penurunan. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui dan memprediksikan indikator gawat darurat dengan metode Least Square di Rumah Sakit Nirmala Suri Sukoharjo tahun 2025-2029.
Jenis penelitian ini menggunakan metode deskriptif dan pendekatan retrospektif. Populasi penelitian ini adalah data dasar kunjungan instalasi gawat darurat tahun 2020-2024 dengan teknik sampel jenuh. Instrumen penelitian berupa pedoman wawancara, pedoman observasi, tabel kerja alat hitung dan kalender tahun 2020-2024. Metode pengumpulan data menggunakan observasi dan wawancara. Pengelolaan data dengan penyusunan data, editing, klasifikasi, tabulasi, perhitungan dan penyajian data.
Hasil penelitian menunjukan indikator gawat darurat, trend dan prediksi pada tahun 2020-2024 mengalami peningkatan dan penurunan. Prediksi indikator gawat darurat pada rerata kunjungan IGD perhari cenderung meningkat yaitu +3,9, rasio kasus pasien bedah meningkat yaitu +0,015, rasio kasus pasien non bedah meningkat yaitu +0,019, rasio kasus pasien di rujuk menurun yaitu (-0,003), rasio kasus pasien kebidanan cenderung menurun yaitu (-0,030,) rasio kasus pasien meninggal menurun yaitu (-0,002) dan rasio kasus pasien IGD dengan tenaga perawat IGD meningkat yaitu +0,338
Kesimpulan bahwa prediksi indikator gawat darurat dengan metode least square di Rumah Sakit Nirmala Suri Sukoharjo Tahun 2025-2029 cenderung mengalami peningkatan dan penurunan setiap tahunya. Diharapkan rumah sakit untuk mengantisipasi serta mempersiapkan lonjakan pasien yang membutuhkan perawatan mendesak sehingga menjadi dasar evaluasi dan perencanaan strategis guna peningkatan mutu pelayanan IGD di masa yang akan datang. Upaya tersebut dapat mencakup evaluasi berkala terhadap beban kerja tenaga kesehatan, peningkatan kapasitas pelatihan petugas, penyesuaian jumlah SDM sesuai kebutuhan, serta optimaisasi alur pelayanan agar tetap cepat dan efisien. Dengan demikian, kualitas pelayanan tetap terjaga meskipun jumlah kunjungan meningkat.