Pengaruh Metode Ekstraksi Maserasi, Infundasi, Soxhletasi, Dan Microwave Terhadap Kadar Flavonoid Serta Aktivitas Antioksidan Daun Kunyit (Curcuma longa L.)

Radikal bebas dapat menyebabkan dampak negatif bagi tubuh dengan memicu penyakit degeneratif seperti kanker, diabetes, penyakit kardiovaskuler, serta penuaan dini. Salah satu sumber antioksidan alami yang potensial adalah daun kunyit (Curcuma longa L.) karena mengandung flavonoid yang berperan dalam menangkal radikal bebas. Penelitian ini bertujuan mengevaluasi metode ekstraksi terbaik dengan menilai kadar flavonoid dan aktivitas antioksidan ekstrak daun kunyit.
Penelitian ini menggunakan empat metode ekstraksi yaitu maserasi, infudasi, soxhletasi, dan microwave. Penetapan kadar flavonoid total dilakukan menggunakan metode AICI3 dan aktivitas antioksidan dilakukan secara in vitro menggunakan metode ABTS dengan kuersetin sebagai baku pembanding.
Hasil penelitian menunjukan perbedaan yang signifikan antar metode ekstraksi terhadap kadar flavonoid dan aktivitas antioksidan daun kunyit. Seluruh metode ekstraksi menghasilkan aktivitas antioksidan dalam kategori kuat, namun metode Microwave memberikan hasil tertinggi dengan kadar flavonoid sebesar (45,206) mg QE/g dan nilai IC50 sebesar (22,721) μg/mL. Dapat disimpulkan bahwa metode ekstraksi berpengaruh terhadap kadar flavonoid dan aktivitas antioksidan daun kunyit, dengan Microwave menjadi metode paling efektif.