Hubungan Beban Kerja dengan Efektivitas Kerja pada Apoteker dan Tenaga Teknis Kefarmasian di Instalasi Farmasi RSUD Dr. Moewardi

Instalasi Farmasi RSUD Dr. Moewardi melayani 1.164.190 lembar resep dan 6.261.058 jenis obat selama tahun 2024. Jumlah pekerjaan yang tinggi ini berdampak pada waktu tunggu obat racikan yang mencapai 75,71 menit dan obat non-racikan sebesar 38,84 menit, melebihi standar pelayanan yang telah ditetapkan. Data Rumah Sakit juga mencatat medication error sebesar 0,1persen. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa tingginya beban kerja dapat menurunkan efektivitas kerja tenaga kefarmasian. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara beban kerja dan efektivitas kerja apoteker serta tenaga teknis kefarmasian di Instalasi Farmasi RSUD Dr. Moewardi.
Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan pendekatan cross-sectional dan desain deskriptif analitik. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah beban kerja sedangkan variabel terikatnya adalah efektivitas kerja. Sampel terdiri dari 96 responden yang diambil menggunakan teknik total sampling. Instrumen yang digunakan berupa kuesioner yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya. Hasil uji normalitas menunjukkan bahwa data tidak berdistribusi normal, sehingga analisis dilakukan menggunakan uji korelasi Spearman Rank.
Hasil analisis univariat menunjukkan bahwa tingkat beban kerja apoteker dan tenaga teknis kefarmasian mayoritas berada pada kategori sedang sebesar 57,3persen, tinnggi 32,3persen dan rendah 10,4persen responden berada pada kategori beban kerja tinggi. Sementara itu, efektivitas kerja sebagian besar berada pada kategori cukup efektif sebesar 61,5persen, tidak efektif 26persen, dan efektif 12,5persen. Hasil analisis bivariat menunjukkan adanya hubungan negatif yang signifikan antara beban kerja dengan efektivitas kerja, dengan nilai signifikansi p lebih kecil dari 0,01 dan koefisien korelasi sebesar -0,388. Artinya, semakin tinggi beban kerja yang dirasakan, efektivitas kerja cenderung menurun.
Penelitian ini menunjukkan bahwa mayoritas apoteker dan tenaga teknis kefarmasian memiliki beban kerja sedang dan efektivitas kerja yang tergolong efektif. Terdapat hubungan negatif yang signifikan antara beban kerja dan efektivitas kerja, yang berarti semakin tinggi beban kerja, maka efektivitas kerja cenderung menurun. Oleh karena itu, RSUD Dr. Moewardi perlu melakukan evaluasi beban kerja secara berkala, menjaga keseimbangan kerja, serta meningkatkan efektivitas kerja melalui pelatihan dan optimalisasi fasilitas penunjang.