Hubungan Antara Budaya Keselamatan Pasien Dengan Insiden Keselamatan Pasien di Pelayanan Rawat Inap RSUD Dr. Moewardi Surakarta

Budaya keselamatan pasien menjadi fondasi utama dalam mencegah insiden yang dapat dicegah, seperti KNC, KTC, hingga KTD. Data global dan nasional menunjukkan tingginya angka insiden akibat pelayanan yang tidak aman, termasuk di Indonesia hanya 12persen rumah sakit yang melaporkan insiden keselamatan pada 2019. Laporan keselamatan pasien RSUD Dr. Moewardi Tahun 2023, jumlah IKP pada semester I berdasarkan jenisnya tercatat sebanyak 9 KNC, 4 KPC, 2 KTC, 4 KTD dan 0 sentinel. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara budaya keselamatan pasien dengan insiden keselamatan pasien di pelayanan rawat inap RSUD Dr. Moewardi Surakarta.
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain penelitian survei analitik dan pendekatan cross-sectional. Teknik sampling yang digunakan adalah sampling jenuh dengan total 121 responden perawat rawat inap. Data dikumpulkan melalui kuesioner budaya keselamatan pasien dan kuesioner insiden keselamatan pasien kemudian dianalisis menggunakan uji non parametrik yaitu uji Chi Square.
Hasil analisis univariat menunjukkan bahwa budaya keselamatan pasien di pelayanan rawat inap RSUD Dr. Moewardi tergolong baik (98,3persen), namun masih terdapat kelemahan pada dimensi pembelajaran organisasi (38persen) dan pelaporan insiden (42,1persen). Tingkat insiden keselamatan pasien di pelayanan rawat inap RSUD Dr. Moewardi tergolong rendah (97,5persen). Hasil analisis bivariat dengan uji Chi Square menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara budaya keselamatan pasien dengan insiden keselamatan pasien di pelayanan rawat inap RSUD Dr. Moewardi Surakarta dengan nilai signifikan 0,001 dan nilai koefisien korelasi sebesar 0,368. Nilai koefisien korelasi tersebut menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif berkekuatan lemah antara kedua variabel.
Kesimpulannya, terdapat hubungan antara budaya keselamatan pasien dengan insiden keselamatan pasien di pelayanan rawat inap RSUD Dr. Moewardi Surakarta. Oleh karena itu, rumah sakit disarankan untuk memperkuat budaya keselamatan pasien dengan meningkatkan pelaporan insiden dan pembelajaran organisasi secara berkelanjutan melalui dukungan manajemen, pelatihan rutin, sistem pelaporan yang non-punitif, serta tindak lanjut laporan yang transparan.