KESESUAIAN PENGGUNAAN KODE ICD-10 TERHADAP DIAGNOSIS MEDIS KASUS BEDAH DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANTI WALUYO SURAKARTA TAHUN 2024

YUANITA RIESKA DAMAYANTI
Kesesuaian Penggunaan Kode ICD-10 Terhadap Diagnosis Medis Kasus
Bedah di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti Waluyo Surakarta Tahun
2024
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh pentingnya akurasi dalam pengkodean
diagnosis medis menggunakan sistem klasifikasi ICD-10, khususnya pada kasus
bedah rawat inap. Pengkodean yang tepat sangat berperan dalam menunjang
validitas data rumah sakit, klaim pembiayaan, serta pelaporan morbiditas dan
mortalitas. Ketidaktepatan pengkodean diagnosis dapat menyebabkan dampak
administratif maupun finansial yang merugikan bagi rumah sakit. Oleh karena itu,
dilakukan penelitian untuk menilai kesesuaian penggunaan kode ICD-10 terhadap
diagnosis medis kasus bedah di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti Waluyo
Surakarta Tahun 2024.
Jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif dengan pendekatan
retrospektif, yang bertujuan mendeskripsikan prosedur pengkodean diagnosis
medis, mengukur tingkat keakuratan pengkodean diagnosis, serta menganalisis
faktor-faktor yang memengaruhi ketidakakuratan kode. Populasi dalam penelitian
ini adalah seluruh dokumen rekam medis pasien rawat inap kasus bedah tahun 2024
sebanyak 2.435 dokumen. Sampel ditentukan menggunakan rumus Slovin dengan
tingkat kesalahan 10%, diperoleh 96 dokumen sebagai sampel penelitian. Teknik
pengambilan sampel yang digunakan adalah simple random sampling.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat keakuratan kode diagnosis
medis kasus bedah sebesar 60%, sedangkan tingkat ketidakakuratan mencapai 40%.
Faktor penyebab ketidakakuratan kode antara lain adalah ketidaklengkapan
penulisan diagnosis oleh dokter, kurangnya ketelitian petugas koding, serta
tingginya beban kerja petugas yang merangkap beberapa fungsi. Selain itu, masih
ditemukan dokumen dengan kode diagnosis sekunder yang tidak sesuai dengan
standar ICD-10 atau bahkan tidak dikode sama sekali.
Dari hasil penelitian ini disarankan agar petugas koding lebih cermat dan
teliti, dokter dan perawat lebih meningkatkan kelengkapan dokumentasi rekam
medis, serta rumah sakit melakukan analisis beban kerja dan pembinaan secara
berkala untuk meningkatkan keakuratan kode. Peningkatan ketelitian dan efisiensi
kerja petugas akan mendukung tercapainya pengkodean yang lebih akurat.
Penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi bahan evaluasi dan referensi bagi
pengembangan mutu rekam medis di rumah sakit.