Tinjauan Kebutuhan Tenaga Kerja pada Bagian Pendaftaran di Puskesmas Eromoko 1 Wonogiri Menggunakan Metode ABK - Kes pada Tahun 2025

ABSTRAK

NUR AISYAH RETNANINGSIH
Tinjauan Kebutuhan Tenaga Kerja Pada Bagian Pendaftaran di Puskesmas Eromoko 1 Wonogiri Menggunakan Metode Abk-Kes Pada Tahun 2025
Puskesmas Eromoko 1 Wonogiri merupakan fasyankes tingkat pertama yang memberikan pelayanan rawat jalan. Dalam tiga tahun terakhir, terjadi peningkatan jumlah kunjungan pasien secara signifikan, yaitu 26.704 pasien pada tahun 2022 dan meningkat menjadi 36.769 pasien pada tahun 2024. Peningkatan ini berdampak pada beban kerja petugas pendaftaran, yang berjumlah satu orang dan tidak memiliki latar belakang pendidikan di bidang rekam medis. Dalam praktiknya, ketika petugas pendaftaran cuti, tugas pendaftaran sering digantikan secara bergiliran oleh pegawai fungsional umum. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menghitung kebutuhan tenaga kerja di bagian pendaftaran berdasarkan beban kerja dengan metode ABK-Kes di Puskesmas Eromoko 1 Wonogiri tahun 2025.
Jenis penelitian ini adalah penelitian survey deskriptif, dengan pendekatan kuantitatif. Subjek yang digunakan yaitu 1 petugas pendaftaran dan objek yaitu bagian pendaftaran di Puskesmas Eromoko 1 Wonogiri. Metode pengumpulan data dengan metode wawancara dan observasi. Analisis data dalam penelitian menggunakan analisis deskriptif.
Hasil penelitian didapatkan fasyankes yaitu puskesmas, Waktu Kerja Tersedia (WKT) per tahun sebesar 75.000 menit/tahun, Standar Beban Kerja (SBK) sebesar 289.168,37, Faktor Tugas Penunjang (FTP) sebesar 3,52persen, dan Standar Tugas Penunjang (STP) sebesar 1,04 dan Hasil perhitungan kebutuhan SDMK sebanyak 2 petugas pendaftaran.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa kebutuhan tenaga kerja pada bagian pendaftaran adalah sebanyak 2 petugas. Disarankan adanya penambahan 1 petugas pendaftaran berkualifikasi minimal D3 Rekam Medis. Peningkatan kompetensi petugas yang ada melalui pendidikan formal yaitu pendidikan D3 Rekam Medis maupun pendidikan nonformal seperti seminar, pelatihan, atau workshop. Apabila penambahan petugas tidak dilakukan, maka beban kerja akan menumpuk berisiko menurunkan kualitas pelayanan.