Perlindungan Konsumen Terhadap Jamu Tradisional Ilegal Berbahaya di Kota Serang Banten

Jamu sebagai warisan budaya Indonesia memiliki nilai kesehatan yang tinggi, namun maraknya peredaran jamu ilegal yang mengandung Bahan Kimia Obat (BKO) tanpa izin edar menimbulkan ancaman serius terhadap kesehatan masyarakat. Di tahun 2020-2025 BBPOM di Serang telah mengamankan atau memusnahkan sekitar 706 item, 6.841 pieces, dengan nilai keekonomian Rp. 91.158.350. Permasalahan yang akan di bahas dalam penelitian ini adalah bagaimana perlindungan konsumen terhadap jamu tradisional ilegal berbahaya di Kota serang Banten dan peran Balai BBPOM di Serang dalam mengawasi peredaran jamu tradisional ilegal berbahaya di Kota serang Banten. Penelitian ini menggunakan metode yuridis empiris dengan pendekatan kualitatif-deskriptif. Data diperoleh melalui studi kepustakaan, wawancara, dan dokumentasi dari berbagai pihak, termasuk Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) di Kota Serang. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa perlindungan konsumen terhadap jamu tradisional ilegal di Kota Serang dilakukan secara preventif dan represif. Secara preventif, BBPOM Serang menerapkan Sistem Pengawasan Obat dan Makanan (SisPOM) melalui pengawasan pre-market dan post-market. Sementara itu, tindakan represif dilakukan melalui penindakan pelanggaran, pemusnahan produk ilegal, dan penerapan sanksi. BBPOM Serang juga berperan penting dalam pengawasan jamu ilegal melalui pemantauan, pemeriksaan, dan penyidikan sarana produksi dan distribusi. Edukasi juga dilakukan melalui kegiatan KIE. Namun, pengawasan masih menghadapi kendala seperti rendahnya kesadaran masyarakat dan pengaruh faktor ekonomi. Perlindungan konsumen memerlukan pengawasan yang berkelanjutan serta partisipasi aktif masyarakat.