TINJAUAN YURIDIS NORMATIVE ETIKA BERKOMENTAR DI MEDIA SOSIAL INSTAGRAM @PERTAMINA BERDASARKAN PASAL 28 AYAT (2) UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK

Kebebasan berpendapat tidak dapat dilepaskan dari tanggung jawab, artinya bahwa setiap kebebasan memiliki batas yang diatur oleh hukum, etika, serta kepentingan bersama. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk pelanggaran etika warganet dalam kolom komentar serta menganalisisnya berdasarkan Pasal 28 Ayat (2) Undang-Undang Nomor 11 tahun 2008 tentang Informasi Dan Transaksi Elektronik (UU ITE). Metode yang digunakan adalah yuridis normatif dengan teknik observasi digital, dokumentasi, dan simak-catat. Hasil penelitian menunjukkan Bentuk komentar warganet mengandung ujaran kebencian berupa: 1) Ujaran kebencian menjadi kejahatan siber jika disebarkan melalui sistem elektronik dengan tujuan menimbulkan kebencian SARA, sesuai dengan Pasal 28 Ayat 2 UU ITE. Sanksi Pidana: Pelanggar Pasal 28 Ayat 2 Sanksi tersebut berupa penjara paling lama 6 tahun dan/atau denda paling banyak Rp1 miliar. Penggunaan kata makian kasar dan penghinaan, yaitu 22 data. 2) Hak berpendapat di media sosial merupakan hak asasi yang dijamin konstitusi dan hukum internasional, namun tidak bersifat absolut. Kebebasan ini harus dijalankan secara bertanggung jawab dengan memperhatikan batasan hukum, etika, dan sopan santun digital