PENERAPAN REKAM MEDIS ELEKTRONIK BERDASARKAN KEBIJAKAN PERMENKES NO. 24 TAHUN 2022 DI RSJD DR. ARIF ZAINUDDIN SURAKARTA

ABSTRAK

NUR AINI ADILAWATI

Penerapan Rekam Medis Elektronik Berdasarkan Kebijakan Permenkes No. 24 Tahun 2022 Di RSJD dr. Arif Zainuddin Surakarta

Penerapan rekam medis elektronik di RSJD dr. Arif Zainuddin Surakarta sudah dimulai sejak tahun 2019, hingga di tahun 2025 ini semua bagian rekam medis sudah 100persen menggunakan rekam medis elektronik. Meskipun menghadapi kendala seperti adaptasi formulir, stabilitas pengisian, dan gangguan sinyal yang terkadang memerlukan rekam medis manual. Tujuannya adalah mengetahui penerapan rekam medis elektronik berdasarkan Permenkes No. 24 Tahun 2022.
Penelitian menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan pendekatan cros-sectional. Analisis data yang digunakan pada penelitian ini yaitu observasi, checklist, dan wawancara bebas terpimpin terhadap lima responden yang menggunakan rekam medis elektronik untuk mengetahui penerapan rekam medis elektronik berdasarkan kebijakan Permenkes No. 24 Tahun 2022 di RSJD dr. Arif Zainuddin Surakarta.
Hasil penelitian di RSJD dr. Arif Zainuddin Surakarta menunjukkan keberhasilan penerapan rekam medis elektronik yang signifikan meningkatkan efisiensi dan akurasi pada registrasi pasien, pendistribusian data antar unit 5 menit, serta pengolahan informasi klinis. Integrasi sistem internal, penggunaan HL7, keamanan data yang terjamin, dan efisiensi klaim pembiayaan menjadi bukti keberhasilan ini, didukung oleh SPO dan audit mutu. Meskipun demikian, kendala seperti gangguan stabilitas jaringan dan kebutuhan detail lebih pada database pelaporan masih ditemukan.
Secara keseluruhan, penerapan rekam medis elektronik di RSJD dr. Arif Zainuddin Surakarta sangat efisien, akurat, dan aman di berbagai aspek operasional, termasuk registrasi cepat, pendistribusian data yang kilat, pengolahan klinis, klaim efektif, dan keamanan data jangka panjang. Namun, tantangan utama adalah stabilitas jaringan yang memengaruhi kecepatan input dan kebutuhan akan pelaporan database yang lebih spesifik. Oleh karena itu, disarankan rumah sakit memprioritaskan stabilitas infrastruktur jaringan dan mengembangkan database pelaporan agar lebih rinci dan akurat.