tinjauan implementasi rekam medis elektronik di unit rawat jalan dengan metode fishbone di rumah sakit umum daerah pandan arang boyolali tahun 2025

ABSTRAK
CHERLY INTAN ARVENUS
Tinjauan Implementasi Rekam Medis Elektronik di Unit Rawat Jalan Dengan
Metode Fishbone di Rumah Sakit Umum Daerah Pandan Arang Boyolali
Tahun 2025
Rekam medis elektronik (RME) adalah sistem pencatatan informasi pasien
secara digital yang bertujuan meningkatkan efisiensi, kualitas, dan keamanan
pelayanan Kesehatan, mulai dari pendaftaran, pemeriksaan, hingga tindakan medis
dan pembayaran. Sistem ini bertujuan untuk meningkatkan efisiensi, efektivitas,
mutu layanan, serta keamanan data pasien di fasilitas pelayanan kesehatan.
Implementasi RME merupakan bagian dari transformasi digital di bidang kesehatan
yang menuntut kesiapan dari berbagai aspek pendukung. Tujuan penelitian ini
meninjau implementasi RME di unit rawat jalan RSUD Pandan Arang Boyolali dan
mengidentifikasi hambatan yang terjadi berdasarkan metode fishbone yang mengacu
lima faktor utama (5M): Man, Method, Machine, Material, dan Money.
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif.
Teknik pengumpulan data dilakukan melalui wawancara mendalam dan observasi
kepada empat informan, yaitu kepala rekam medis, petugas rawat jalan, staf IT, dan
staf keuangan. Data yang diperoleh kemudian dikelola melalui proses pengumpulan
(collecting), pemeriksaan atau koreksi (editing), dan penyajian data secara deskriptif.
Analisis data dilakukan dengan pendekatan kualitatif untuk menggambarkan
implementasi RME berdasarkan faktor-faktor penyebab yang telah diklasifikasikan
menggunakan metode fishbone.
Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pada faktor Man,
petugas sudah memiliki latar belakang pendidikan yang sesuai, namun masih ada
kesenjangan kemampuan dalam penggunaan sistem, terutama pada petugas yang
lebih senior. Faktor Method menunjukkan bahwa meskipun SPO telah tersedia,
pelaksanaannya belum berjalan optimal. Faktor Machine sudah cukup memadai dari
sisi perangkat dan jaringan, namun masih terdapat gangguan koneksi yang
memengaruhi kinerja sistem. Faktor Material memperlihatkan bahwa belum semua
formulir terintegrasi dalam sistem RME. Sementara itu, pada faktor Money,
keterbatasan anggaran menyebabkan belum maksimalnya pengembangan
infrastruktur dan pelatihan SDM. Dengan demikian, implementasi RME masih
belum sepenuhnya optimal.
Peneliti menyarankan agar rumah sakit melakukan evaluasi berkala terhadap
implementasi RME, memperkuat pelatihan SDM, mengintegrasikan seluruh formulir
ke dalam sistem, serta mengalokasikan anggaran secara lebih memadai untuk
mendukung peningkatan kualitas pelayanan melalui sistem RME yang terintegrasi
dan berkelanjutan.
Kata kunci : rekam medis elektronik, rawat jalan, fishbone
Kepustakaan : 21(2004-2024)