Tinjauan Keakuratan Kode Diagnosis Tuberculosis Pada Dokumen Rekam Medis Rawat Inap di Rumah Sakit Panti Waluyo Surakarta Tahun 2020-2024

Kesesuaian kode diagnosis pada dokumen rekam medis dapat memengaruhi keakuratan data untuk tarif klaim dan mutu pelayanan rumah sakit. Kode diagnosis harus terdokumentasikan akurat sesuai dengan ICD-10. Berdasarkan penelitian terdahulu dapat diketahui bahwa persentase ketidakakuratan kode diagnosis Tuberculosis masih tinggi yaitu 30persen, 34persen, dan 77prsen. Berdasarkan hasil studi pendahuluan 10 dokumen rekam medis rekam medis diagnosis Tuberculosis, menunjukkan bahwa dokumen akurat 4 dokumen (40persen), dan tidak akurat 6 dokumen (60persen). Penelitian ini bertujuan mengetahui Keakuratan Kode Diagnosis Tuberculosis pada Pasien Rawat Inap Rumah Sakit Panti Waluyo Surakarta.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan retrospektif. Sampel penelitian ini sebanyak 104 dokumen, teknik pengambilan sampel menggunakan sampel jenuh. Instrumen penelitian berupa pedoman observasi, pedoman wawancara, ICD-10, dan check list. Pengolahan data dengan collecting, editing, coding, classification, tabulating, penyajian data. Analisis dalam penelitian ini dilakukan secara deskriptif.
Hasil analisis prosedur pengodean yang ada di Rumah Sakit Panti Waluyo Surakarta tidak sesuai dengan SPO karena proses pengodean pada rumah sakit sudah menggunakan ICD-10 elektronik sedangkan pada SPO tertulis masih menggunakan buku ICD-10. Persentase ketidakakuratan kode diagnosis Tuberculosis adalah 32,7persen dan yang akurat adalah 67,3persen dari 104 dokumen rekam medis pasien rawat inap yang diteliti. Ketidakakuratan tersebut diklasifikasikan berdasarkan salah pengodean dengan persentase 76,4persen dan kesalahan tidak dikode dengan persentase 23,6persen. Faktor yang memengaruhi ketidakakuratan kode diagnosis yaitu tenaga medis atau dokter dikarenakan dokter dalam menuliskan diagnosis kurang jelas dan tenaga rekam medis yaitu kurang fokus dan teliti dalam bekerja sebagai coder.
Kesimpulan yang diambil yaitu prosedur pengodean di Rumah Sakit Panti Waluyo Surakarta tidak sesuai dengan SPO yang digunakan. Jumlah persentase keakuratannya yaitu 67,3% dan yang tidak akurat 32,7persen. Penulis menyarankan sebaiknya pihak rumah sakit melakukan sosialisasi terhadap tenaga medis (dokter) untuk mengisi berkas rekam medis secara jelas agar mudah dibaca dan dimengerti, dan sebaiknya rumah sakit melakukan revisi terhadap SPO pemberian kode diagnosis serta rumah sakit dapat melakukan evaluasi terhadap pembagian tugas petugas coding agar bisa lebih fokus dan teliti untuk menghasilkan kode yang akurat.