ANALISIS AKURASI KASUS PENGKODEAN DIAGNOSIS PASIEN RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DR. SOEDIRAN MANGUN SUMARSO WONOGIRI

ABSTRAK
SYIFA NURAINI HENDRA RIFAH
Analisis Akurasi Kasus Pengkodean Diagnosis Pasien Rawat Inap di RSUD dr. Soediran Mangun Sumarso Wonogiri

Pengkodean diagnosis merupakan proses pemberian kode pada penyakit dan tindakan medis berdasarkan sistem klasifikasi ICD-10. Proses ini memiliki peran penting dalam pengelolaan data rekam medis, pelaporan statistik rumah sakit, serta pembiayaan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Ketepatan dalam pengkodean diagnosis akan memengaruhi validitas data serta besaran tarif klaim. Bertujuan untuk mengetahui tingkat akurasi pengkodean diagnosis pasien rawat inap dan faktor-faktor penyebab ketidakakuratan pengkodean di RSUD dr. Soediran Mangun Sumarso Wonogiri.

Jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan retrospektif. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 95 dokumen rekam medis pasien rawat inap bulan Januari 2025 yang dipilih menggunakan teknik simple random sampling. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi pada dokumen rekam medis dan wawancara dengan petugas coding serta kepala instalasi rekam medis. Instrumen yang digunakan adalah checklist berdasarkan ICD-10 dan pedoman wawancara.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 75 dokumen (79persen) memiliki kode diagnosis yang akurat, sedangkan 20 dokumen (21persen) tidak akurat. Ketidakakuratan ditemukan dalam bentuk kesalahan kode diagnosis utama, diagnosis sekunder yang tidak dikode, serta penggunaan kode yang tidak sesuai dengan ketentuan ICD-10. Faktor-faktor penyebab ketidakakuratan meliputi ketidaklengkapan dokumentasi, kurangnya pemahaman petugas coding, dan belum diperlukan pelatihan berkala, pengawasan, serta evaluasi berkelanjutan untuk meningkatkan akurasi pengkodean diagnosis.

Pengkodean diagnosis sudah cukup baik, namun masih terdapat kekurangan yang perlu diperbaiki. Oleh karena itu, disarankan kepada pihak rumah sakit untuk rutin melakukan pelatihan bagi petugas coding, meningkatkan pengawasan dan evaluasi dalam proses pengkodean, serta memastikan kelengkapan dan kejelasan isi rekam medis sebelum dilakukan proses coding agar akurasi data semakin meningkat dan pelayanan kesehatan menjadi lebih optimal.