ANALISIS KELENGKAPAN KODE DIAGNOSIS CARCINOMA MAMMAE PASIEN RAWAT INAP BERDASARKAN ICD-10 DAN ICD-O DI RUMAH SAKIT INDRIATI SOLO BARU

ABSTRAK
SELLA YULIA SARI
Analisis Kelengkapan Kode Diagnosis Carcinoma Mammae Pasien Rawat Inap Berdasarkan ICD-10 Dan ICD-O di Rumah Sakit Indriati Solo Baru

Carcinoma mammae adalah kanker dengan prevalensi tinggi di Dunia maupun di Indonesia. Kelengkapan dan keakuratan kode diagnosis, baik menggunakan ICD-10 untuk kode topografi maupun ICD-O untuk kode morfologi, sangat penting dalam mendukung ketepatan tindakan medis, pelaporan statistik, dan kelancaran proses klaim pembiayaan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis prosedur pengkodean terkait ketersediaan informasi medis dan keakuratan kode, tingkat kelengkapan dan keakuratan kode, serta faktor-faktor yang memengaruhi ketidaklengkapan dan ketidakakuratan kode diagnosis carcinoma mammae pada pasien rawat inap di Rumah Sakit Indriati Solo Baru.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, dengan pendekatan Retrospektif. Sampel 109 kasus Carcinoma Mammae dengan teknik sampel jenuh atau total sampling. Instrumen Penelitian berupa ICD-10 dan ICD-O, pedoman Observasi dan Pedoman Wawancara serta Checklist penelitian. Pengolahan data dengan collecting, editing, coding, classification, tabulating, penyajian data. Analisis dilakukan secara deskriptif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelengkapan kode topografi mencapai 100persen, namun kelengkapan kode morfologi hanya 72persen. Dari sisi keakuratan, hanya 64persen kode topografi yang sesuai, sedangkan tidak ada satu pun kode morfologi yang akurat 0persen. Faktor utama yang memengaruhi adalah pencatatan diagnosis medis yang kurang lengkap, keterlambatan hasil pemeriksaan penunjang seperti PA, serta ketiadaan kebijakan internal yang mewajibkan pencantuman kode morfologi.
Kelengkapan kode topografi carcinoma mammae di RS Indriati Solo Baru sudah tinggi, namun kode morfologi masih rendah dan tidak akurat. Proses pengkodean belum sepenuhnya mengacu pada regulasi nasional terbaru dan terkendala hasil penunjang serta kebijakan internal. Rumah sakit Indriati Solo Baru perlu memperbarui SOP, meningkatkan pelatihan coder, mengintegrasikan hasil PA agar dapat diakses oleh petugas lebih cepat, serta memperkuat koordinasi antar tenaga kesehatan demi akurasi dan kelengkapan pengkodean sesuai standar nasional.