Prediksi Efisiensi Penggunaan Tempat Tidur Rawat Inap Per Bangsal Di RSUD Waras Wiris Boyolali Tahun 2025-2027

VINA MARLINA
Prediksi Efisiensi Penggunaan Tempat Tidur Rawat Inap Per Bangsal Di RSUD Waras Wiris Boyolali Tahun 2025-2027

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh pentingnya efisiensi penggunaan tempat tidur rawat inap di rumah sakit sebagai indikator utama mutu pelayanan kesehatan. RSUD Waras Wiris Boyolali mengalami dinamika jumlah kunjungan pasien per bangsal selama tahun 2022–2024, sehingga perlu dilakukan prediksi efisiensi penggunaan tempat tidur untuk periode 2025–2027. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui prediksi indikator efisiensi rawat inap per bangsal, meliputi BOR, LOS, TOI, dan BTO, agar dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan manajerial.

Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan pendekatan retrospektif. Data yang digunakan adalah data sekunder berupa rekapitulasi sensus harian rawat inap RSUD Waras Wiris Boyolali tahun 2022–2024. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi dan wawancara. Teknik analisis data menggunakan metode Trend Moment untuk menghitung dan memprediksi indikator efisiensi BOR, LOS, TOI, dan BTO pada tahun 2025–2027.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa indikator BOR dan BTO di sebagian besar bangsal, seperti Anggrek dan Anyelir, mengalami peningkatan signifikan melebihi standar ideal Depkes RI, dengan prediksi BOR hingga 145,72persen dan BTO mencapai 530,25 kali pada tahun 2027. Sebaliknya, beberapa bangsal menunjukkan nilai LOS dan TOI yang tidak realistis, seperti nilai TOI negatif di bangsal Edelweis (-59,38 hari) dan LOS di bawah 1 hari di bangsal Kenanga, yang menandakan perlunya evaluasi lanjutan terhadap prediksi dan pengelolaan tempat tidur.

Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa prediksi efisiensi penggunaan tempat tidur rawat inap di RSUD Waras Wiris Boyolali tahun 2025–2027 menunjukkan adanya potensi peningkatan efisiensi di beberapa bangsal, namun diperlukan perhatian dan evaluasi lebih lanjut untuk bangsal yang belum mencapai standar ideal. Disarankan agar manajemen rumah sakit menggunakan hasil prediksi ini sebagai dasar dalam perencanaan sumber daya, penyesuaian kebijakan operasional, dan peningkatan mutu layanan rawat inap.