Prototipe Sistem Pemantauan Berat , Tinggi dan BMI Badan Remaja Berbasis Internet of Things

Pengukuran tinggi badan, berat badan, dan BMI pada remaja umumnya masih dilakukan secara manual yang kurang praktis, rawan kesalahan, dan belum mendukung pencatatan digital. Padahal menurut Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023, prevalensi obesitas pada penduduk dewasa mencapai 23,4% dan overweight 14,4%, sehingga total 37,8% mengalami status gizi berlebih. Kondisi ini menunjukkan perlunya sistem otomatis berbasis sensor dan IoT yang mampu mengukur tinggi badan, berat badan, serta menghitung BMI secara real-time dengan lebih akurat dan efisien. Tujuan penelitian ini adalah merancang dan membangun prototipe sistem Pemantauan berat badan, tinggi badan, dan perhitungan BMI berbasis Internet of Things, serta menguji performa dan akurasi sistem dalam melakukan pengukuran tersebut. Sistem ini memanfaatkan mikrokontroler ESP32 sebagai pusat kendali, sensor load cell HX711 untuk mengukur berat badan, dan sensor ultrasonik HC-SR04 untuk mengukur tinggi badan. Data hasil pengukuran diproses untuk menghitung BMI menggunakan rumus berat badan (kg) dibagi kuadrat tinggi badan (m²), kemudian ditampilkan pada LCD I2C dan dikirim ke server web melalui koneksi Wi-Fi. Metode pengembangan menggunakan prototyping dengan tahapan analisis kebutuhan, quick design, pembuatan prototipe, dan evaluasi. Hasil pengujian menunjukkan rata-rata error pengukuran berat badan sebesar 0,72% dan tinggi badan sebesar 0,59%. Perhitungan BMI otomatis memiliki tingkat akurasi yang setara dengan perhitungan manual. Sistem ini dapat mempermudah proses pemantauan kesehatan remaja secara cepat, akurat, dan terdigitalisasi, sehingga berpotensi menjadi solusi praktis untuk mendukung pencatatan data kesehatan secara berkelanjutan.