Asuhan Keperawatan Pada Pasien Stroke Non Hemoragik dengan Intervensi Bridging Exercise

Latar Belakang: Stroke non- hemoragik menjadi penyebab utama kecacatan dan kematian di seluruh dunia, dengan pravelensi di Indonesia mencapai 8,3 per 1.000 penduduk. Salah satu komplikasi utamanya adalah hemiparesis, yang menyebabkan gangguan mobilitas fisik. Intervensi bridging exercise dianggap efektif untuk memperkuat otot dan meningkatkan keseimbangan pada pasien stroke. Tujuan: Tujuan penelitian ini adalah untuk mnerapkan asuhan keperawatan pada pasien stroke non-hemoragik dengan masalah gangguan mobilitas fisik menggunakan intervensi bridging exercise. Tujuan khusus termasuk melakukan pengkajian, menetapkan diagnosis, menyusun perencanaan, melakukan implementasi, dan mengevaluasi intervensi. Metode: penelitian ini menggunakan pendekatan studi kasus deskriptif dengan subjek seorang pasie stroke non-hemoragik berusia 75 tahun. Data disimpulkan melalui wawancara dan pemeriksaaan fisik, termasuk pengukuran kekuatan otot menggunakan metode Manual Muscle Testing (MMT) sebelum dan sesudah intervensi. Intervensi bridging exercise diterapkan selama tiga hari berturut-turut. Hasil: Setelah tiga penerapan bridging exercise, terdapat peningkatan kekuatan otot pada pasien. Skor MMT pada ekstremitas atas kanan meningkat dari 4 menjadi 5, dan ekstremitas bawah kanan meningkat dari 3 menjadi 4 menunjukkan perbaikan mobilitas fisik. Kesimpulan: Penerapan bridging exercise efektif dalam meningkatkan kekuatan otot dan mobilitas pada pasien stroke non-hemoragik. Intervensi ini menjadi pilihan terapi non-farmakologis yang bermanfaat untuk meningkatkan kekuatan otot.